Selasa, 19 Maret 2024
A- A A+

Bidang Pariwisata

Wisata Batik / Pekalongan Batik Fiesta

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober, biasanya Kota Pekalongan mengadakan event nasional dan internasional yang bertujuan untuk memasyarakatkan batik dan mempromosikan penggunaan Batik sebagai wujud cinta Indonesia. Rangkaian kegiatan dalam event tersebut diantaranya : karnaval batik, pameran batik, pentas seni budaya dan lain sebagainya.

hal ini juga menguatkan pengakuan resmi dari UNESCO yang menetapkan Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Berujud Bagi Kemanusiaan (Intangible Cultural Heritage for Humanity).

1. Museum Batik

Museum ini didirikan pada 23 Mei 2006 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2006. Terwujudnya Museum Batik di Kota Pekalongan sebagai wadah untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia serta pusat informasi yang perlu dikembangkan, dibina dan dipelihara keberadaannya.

Museum ini sejak awal diniatkan sebagai pusat data dan informasi mengenai batik; sebagai pusat riset dan pengembangan ilmu dan pengembangan desain batik, perpustakaan dan sebagai acuan dalam seluruh hal-hal perbatikan; mengkoleksi batik klasik, batik lawasan dan batik kontemporer. Di samping itu, diharapkan menjadi dokumentasi, penelitian dan penyajian informasi serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Sejak abad XIV-XVI Kota Pekalongan telah dikenal karya dan kegiatan membatik sebagai salah satu pokok penghidupan sebagian besar masyarakatnya. Tanggal 12 Juli 1972 perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah cq. Kepala Bidang Permuseuman didukung oleh Walikota ke 10 (sepuluh) Drs. R. Soepomo mendirikan Museum Batik di Pekalongan yang terletak di tengah Kota Pekalongan, sebelah selatan kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Gedung Bintang Merdeka yang sekarang dikawasan Pos Penjagaan Polisi (Posis) Jalan Resimen XVII.

Museum Batik dengan luas 40 m2 dan bangunan yang sangat sederhana memamerkan 1149 koleksi batik, antara lain wayang beber dari kain batik yang berusia ratusan tahun serta alat tenun tradisional ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) maupun peralatan untuk proses membuat batik dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Kota Pekalongan.

Fasilitas Museum Batik terdiri atas : Ruang Audio Visual, Ruang Pesisiran/Ruang Pamer I, Ruang Nusantara/Ruang Pamer II, Ruang Pedalaman/Ruang Pamer III, Aula dan Perpustakaan.

2. Pasar Grosir Setono

Pasar Grosir Batik Setono merupakan Wisata belanja pertama yang menjual berbagai kerajinan rakyat diantaranya Batik, meskipun namanya Pasar Grosir Batik tetapi komoditas yang menjadi bursa tidak hanya batik semata dan juga melayani pembelian eceran (retail). Komoditas batik, konveksi, tenun, palekat dan kerajinan merupakan bursa utama perdagangan di sentra Pasar Grosir Setono.

Pasar Grosir ini mudah dijangkau yang terletak 3 km disebelah timur Kota Pekalongan, tepatnya di Jl. Raya Baros yang merupakan Jalan Raya Jakarta – Surabaya (Jalur Pantura). Disamping Pasar Grosir juga banyak dijumpai Rumah Batik dan Kerajinan yang tersebar ke beberapa daerah di Kota Pekalongan.

3. Kampung Batik

Di Kota Pekalongan terdapat 2 kampung atau desa yang masuk dalam kategori Desa Wisata Nasional yaitu Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Pesindon. Selain itu Kota Pekalongan juga mempunyai Kampung Pusat Produksi Tenun ATBM dan Batik yaitu Kampung atau Desa Medono.

1) Kampung Batik Kauman

Kampung Batik Kauman terletak di Kecamatan Timur Kota Pekalongan. Kampung Batik Kauman sudah berdiri sejak puluh tahun yang lalu dan diperkirakan merupakan kampung pertama yang ada di kawasan Kota Pekalongan, mengingat banyak ditemukannya rumah – rumah kuno peninggalan jaman dahulu dan adanya masjid jami’ yang didirikan sekitar tahun 1852.

Salah satu bukti kauman sebagai kampung batik tertua adalah ditemukannya Batik Encim yang coraknya merupakan perpaduan antara batik Arab dan India (Jlamprang) dengan batik pengaruh Cina.

Pada Tahun 2007, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan Kauman Kota Pekalongan sebagai Kampun Batik Kauman. Sejak ditetapkan, Kampung Batik Kauman terus mengalami perkembangan yang signifikan dan telah mempunyai banyak showroom, kios maupun toko yang menjajakan hasil produksi batik dan kerajinan khas batik lainnya, seperti : tas, sandal, sepatu, dompet dan asesoris lainnya. Perekonomian di sekitar Kampung Batik Kauman juga mengalami kemajuan terlihat banyak industri perhotelan/homestay, supermarket/mall dan rumah makan/restoran.

Pembangunan infrastruktur banyak dibangun untuk mendukung produktifitas seperti IPAL untuk mengatasi limbah batik, teknologi informasi (internet), sarana

pembelajaran batik dan lain sebagainya. Dan akhirnya pada tahun 2012 Kampung Batik Kauman memperoleh penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik di Indonesia.

2) Kampung Batik Pesindon

Kampung Batik Pesindon adalah sebuah Perdukuhan yang wilayahnya terletak di Kelurahan Kergon. Kampoeng Wisata Batik Pesindon tidak hanya menyediakan beragam jenis batik namun juga memotret langsung ke jantung produksi. Pengunjung bisa menyaksikan pembuatan batik. Bukan hanya batik dengan kualitas karya seni tinggi namun juga pendidikan membatik dan pengetahuan social culture pembatik Pekalongan.

Sebanyak 33 showroom dan produsen batik akan memanjakan pengunjung. Tiap showroom akan dilengkapi dengan tempat istirahat dan singgah bagi para tamu yang menjamin kenyamanan dibandingkan belanja di toko pada umumnya. Pengunjung juga bisa langsung menuju ke rumah-rumah produksi batik bahkan langsung ke dapur produksi.

Di kampung Batik juga dilengkapi Kantor Sekretariat, telecenter atau sarana internet yang tidak hanya difungsikan sebagai pusat promosi dan komunikasi warga namun juga media untuk memudahkan transaksi hingga ke manca negara, tempat ibadah, area parkir, dan becak batik sebagai sarana transportasi bagi pengunjung yang ingin jalan-jalan menikmati suasana Kampung Pesindon.

3) Kampung Pusat Produksi Tenun ATBM dan Batik Medono

Tenun merupakan salah satu potensi yang dimiliki Kota Pekalongan selain batik. Kampung Pusat Produksi Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan Batik Medono menghasilkan kain tenun ATBM dan beragam produk kerajinan interior rumah, seperti korden, taplak meja, karpet, serta keset. Sebagian perajin memproduksi handuk dan kain ihram.

Produk tenun ATBM Medono tidak hanya diminati pasar lokal dan nasional, tetapi juga konsumen internasional. Produk-produk tenun, misalnya, serbet makan dan syal yang dihasilkan perajin tenun diekspor ke sejumlah negara, antara lain Perancis, Amerika, Hongkong dan Malaysia.

4) Kampung Canting Landungsari-Kebulen

Sebagai pusat industri Batik, tentunya berbagai kebutuhan dan usaha terkait batik ikut berkembang di Kota Pekalongan. Mulai dari bahan, peralatan, mesin hingga transportasi. Salah satu peralatan yang paling dibutuhkan untuk membuat Batik adalah canting. Canting terdiri dari 2 jenis, yaitu canting cap dan canting tulis.

Pengrajin canting di Pekalongan paling banyak terpusat di Kelurahan Landungsari dan Kebulen. Para pengrajin tersbut pada umumnya adalah generasi ke-tiga yang secara turun-temurun mewarisi keahlian membuat canting dari para pendahulunya. Proses pembuatan/pengerjaan canting cap batik tergantung tingkat kerumitan motifnya.

Untuk motif sederhana bisa selesai dalam 2 hingga 5 hari, namun untuk motif yang rumit membutuhkan waktu hingga 1 (satu) bulan. Adapun harga canting cap berkisar antara Rp. 100.000 s/d Rp. 3.000.000. Semakin halus motifnya semakin lama proses pembuatannya dan semakin mahal harganya. Canting cap batik dalam pembutannya membutuhkan tingkat ketelitian, ketelatenan dan kesabaran yang sangat tinggi agar menghasilkan sebuah karya seni yang bagus. Bahkan kini, canting cap tidak hanya dipandang sebagai alat membatik saja, namun sebagai karya seni yang indah untuk hiasan dan souvenir.  


Wisata Pantai

1. Wisata Bahari PPNP

Wisata bahari Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP), adalah suatu kompleks wisata laut milik Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang berada di Kota Pekalongan. Kompleks ini diresmikan pada Juli 2006 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi.

Wisata bahari PPNP berada di pesisir pantai Kota Pekalongan, tepatnya di Jl. WR Supratman No.1 Komplek Perlabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Kawasan wisata ini menawarkan pemandangan pantai, laut serta muara sungai Pekalongan. Pengunjung dapat menyewa perahu wisata untuk berkeliling pantai serta menyaksikan koleksi ikan laut di akuarium, memancing atau bersantai di anjungan atau taman bermain.

Fasilitas di Wisata Bahari PPNP Antara lain : Gerbang/gapura Wisata Bahari, Area Wisata Bahari seluas 10.000 m2, Taman bunga/pohon rindang dilengkapi dengan nama pohon dan deskripsinya, Taman bermain anak-anak. Terdapat pula Gedung Aquarium 3 (tiga) lantai :

1) Lantai 1 Aquarium laut dan air tawar, (ber- AC), berisi berbagai jenis ikan lengkap dengan nama dan diskripsinya.

2) Lantai 2 Ruang Iptek seluas 150 m2 berisi miniatur kapal dan alat tangkap ikan, buku-buku hasil penelitian.

3) Lantai 3 ruang terbuka seluas 150 m2 untuk view kelaut (gardu pandang atas).

2. Pasir Kencana

Obyek Wisata Pantai Pasir Kencana merupakan Obyek Wisata Utama yang dimiliki Pemerintah Kota Pekalongan. Terletak berbatasan dengan Tempat Pelelangan Ikan atau Pelabuhan Perikanan Nusantara di Pantai Utara Jawa, dengan jarak tempuh 4,5 Km dari kota / stasiun kereta api, luas lahan pantai ini adalah 1,5 Ha. Obyek Wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan.

Fasilitas yang tersedia adalah mainan anak-anak dan taman bermain, panggung terbuka, koleksi satwa, bangku dan taman untuk bersantai, Becak Air, Cafe/ warung makan, Musholla, toilet dan Kamar Mandi Bilas, serta lahan parkir. 

Obyek Wisata lain yang ada disekitar Pantai Pasir Kencana adalah adanya Krematorium, Pura dan tambak-tambak ikan serta Aquarium Ikan Laut yang ada di Pelabuhan Perikanan. Disini pengunjung dapat bersantai sambil menyaksikan matahari terbit / terbenam, aktivitas nelayan dan perahunya, bermain di taman, memancing, olah raga pantai atau sekedar menghirup udara pantai yang segar.  

3. Slamaran Indah

Pantai Slamaran Indah adalah potensi daya tarik wisata alam pantai yang masih alami. Terletak di sebelah timur Pantai Pasir Kencana, dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, dapat dicapai lewat muara pelabuhan dengan perahu pesiar dan lewat jalur darat dengan menggunakan angkutan umum sekitar 5 Km dari pusat kota atau terminal bus Kota Pekalongan. Sebagai destinasi wisata, Pantai Slamaran memiliki pemandangan yang sangat indah, udara yang segar dan dapat pula disaksikan terbit dan terbenamnya matahari sehingga sangat menarik untuk dikunjungi.

Luas lahan Pantai Slamaran Indah sekitar 3,5 Ha, dilengkapi fasilitas lahan parkir yang luas, rumah makan, warung makan serta perahu sewa yang siap mengantarkan pengunjung berkeliling di sekitar Pantai Slamaran.

4. PIM / Mangrove Park

Uraian Proyek

Salah satu potensi alam di Kota Pekalongan adalah memiliki garis pantai yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Di antaranya adalah kawasan mangrove yang dimiliki Kota Pekalongan. Dalam beberapa contoh pengembangan ekosistem Mangrove di Indonesia, dapat juga dikembangkan menjadi obyek wisata edukatif dan obyek wisata keluarga yang turut meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Selain itu dengan adanya ekosistem Mangrove, terjadi pula peningkatkan kualitas biota laut yang sangat menguntungkan para nelayan di kawasan sekitarnya.

Kondisi Eksisting

pengembangan kawasan mangrove ini disamping sebagai wisata bahari juga sebagai sarana edukasi keluarga dan sebagai fasilitas untuk penyelamatan lingkungan serta mitigasi bencana. Fasilitas infrastruktur yang ada antara lain :

1) Gedung Pusat Restorasi Pembelajaran Mangrove

Adalah tempat penyuluhan pembelajaran sekaligus pusat informasi yang menarik bagi pengunjung karena dilengkapi beberapa fasilitas sarana pembelajaran berupa: meeting room, kantor sekretariat, replikasi ekosistem mangrove serta perpustakaan/taman bacaan masyarakat.

 2) Shelter

Dapat digunakan sebagai tempat beristirahat para pengunjung sambil menikmati keindahan mangrove serta sejuknya angin pesisir Pekalongan.

3) Pembibitan Permanen Dan Semi Permanen

Merupakan tempat praktek pembibitan mangrove seperti : Avicennia lanata Ridley, Avicenniamarina, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata Blume, Rhizophora mucronata Lam, Rhizophora stylosa Griff bagi kelompok masyarakat pencinta lingkungan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

4) Jogging Track

Pola jalan untuk pejalan kaki (pedestrian ways) ini sebagai jalur sirkulasi bagi pengunjung untuk dapat menikmati pemandangan sekitar kawasan dan beberapa sarana rekreasi yang direncanakan.

5) Kapal Wisata Katamaran

Fasilitas penunjang sebagai sarana ekowisata mangrove untuk memantau kawasan dan perkembangan mangrove. Kapal ini merupakan bantuan langsung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diserahkan pengelolaanya kepada POKMASWAS.

6) Ekonomi Produktif

Merupakan fasilitas budidaya seperti : kepiting soka, budidaya rumput laut dan silvofishery (tumpang sari antara ikan/udang dan mangrove).

7) Fasilitas Lainnya

Green belt, (sabuk hijau pantai), Gardu Pandang, hamparan hutan mangrove dan Lahan Parkir.

Aspek Pasar

Pekalongan adalah kota tua yang terletak di jalur Pantura yang strategis sebagai salah satu Kota Tujuan Wisata. Saat ini Kota Pekalongan terkenal sebagai pusat produksi batik sehingga wisatawan tidak hanya ber-wisata belanja tetapi dapat menikmati keindahan pantai di Kota Pekalongan melalui Pekalongan Mangrove Park (PMP).

Pembangunan infrastruktur sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan kawasan Pekalongan Mangrove Park, diantaranya adalah : jaringan jalan, irigasi, telekomunikasi dan listrik. Fasilitas lain yang dapat dikembangkan seperti : homestay, restouran, wahana air, area adventure atau outbond.

Potensi dan peluang lainnya di antaranya adalah : Pembelajaran ekosistem mangrove, pesisir dan kelautan, kolam pemancingan, jasa pemotretan komersial (pre-wedding, iklan dsb), penjualan souvenir dan kuliner.

Aspek Keuangan

Nilai Investasi untuk pengembangan kawasan Pekalongan Mangrove Park (PMP) diperkirakan mencapai Rp 44.308.500.000,00

Aspek Legal

Lahan sebagian sudah dimilki Pemerintah Kota dan sebagian lagi masih milik swasta/warga sekitar.


Wisata Budaya

1. Tradisi Syawalan / Lopis Raksasa

Kota Pekalongan kaya dengan acara Budaya Tradisional. Tradisi ini tetap terpelihara secara turun temurun dalam kurun waktu yang panjang. Para wisatawan yang kebetulan berkunjung bertepatan dengan penyelenggaraan acara-acara tradisional ini, bisa ikut menyaksikan jalannya upacara yang cukup menarik dan unik. Beberapa acara tradisi ini diantaranya adalah SYAWALAN / KRAPYAKAN ( Lopis Raksasa ).

Syawalan merupakan tradisi masyarakat Kota Pekalongan khususnya masyarakat daerah Krapyak di bagian utara Kota Pekalongan, yang dilaksanakan pada setiap hari ketujuh sesudah Hari Raya Idul Fitri. Hal paling menarik dalam pelaksanaan tradisi ini adalah dibuatnya Lopis Raksasa yang ukurannya mencapai tinggi 2 meter diameter 1,5 meter dan berat mencapai 225 Kg. Setelah acara do’a bersama, Lopis Raksasa kemudian dipotong oleh Walikota Pekalongan dan dibagi-bagikan kepada para pengunjung.

Para perngunjung biasanya berebut untuk mendapatkan Lopis tersebut yang maksudnya untuk mendapat berkah. Pembuatan Lopis dimaksudkan untuk mempererat tali silahturahmi antar masyarakat Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya, hal ini diidentikkan dengan sifat Lopis yang lengket. 

Masyarakat Krapyak juga biasanya menyediakan makanan ringan dan minuman secara gratis kepada para pengunjung. Jumlah pengunjung pada tradisi ini mencapai ribuan orang yang berasal dari seluruh Kota Pekalongan dan sekitarnya. Setelah pembagian Lopis selesai, biasanya para pengunjung berbondong-bondong ke Obyek Wisata Pantai Slamaran Indah untuk berlibur bersama keluarga sekedar menikmati kesegaran udara pantai atau menikmati meriahnya hiburan gratis yang telah dipersiapkan masyarakat Krapyak sebelumnya. 

2. Pek Cun

Tradisi Pekcun diselenggarakan oleh umat Konghucu yang ada di Kota Pekalongan dan sekitarnya. Biasanya tradisi Pekcun dilaksanakan di Obyek Wisata Pasir Kencana. Ritual ditandai dengan dikirabnya sesaji dengan diiringi Barongsay. Kemudian dilanjutkan dengan doa di altar sesaji dan sedekah laut yang melarung sebuah replika perahu. Selain itu ada juga lomba menegakkan sebuah telur ayam diatas meja. 

Menurut kisahnya Pek cun memiliki makna seratus perahu. Ritual ini untuk mengenang menteri Khut Guan yang yang jujur penuh cinta kasih namun malah disingkirkan oleh teman-temanya hingga akhirnya memilih menceburkan diri ke sungai. Kepergian menteri jujur tersebut membuat teman-temanya mencarinya di sungai dengan menggunakan ratusan perahu hingga dikenal dengan Pekcun. 

Tradisi pekcun di Kota pekalongan sudah menjadi agenda pariwisata di Kota pekalongan. Meski terkait dengan agama Konghucu namun acara ini juga melibatkan kelompok masyarakat lain. 

3. Nyadran / Sedekah Laut

Tradisi Sedekah Laut / Nyadran banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Pekalongan yang biasa disebut Tradisi Nyadran. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat nelayan Kota Pekalongan setiap bulan Syuro sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil laut yang melimpah. Pada tradisi ini para nelayan bersama masyarakat mengadakan Ritual Sadranan dengan menghias kapal-kapal nelayan yang berisi sesaji antara lain Kepala Kerbau, aneka jajan pasar, wayang Dewi Sri dan Pandawa Lima, aneka mainan anak-anak, serta setelah melalui beberapa prosesi dan do’a selamatan kemudian dibawa ketengah laut untuk dilarung yang diawali pelarungan Kepala Kerbau oleh seorang Tokoh Spiritual. 

Isi perahu yang telah dilarung akan menjadi rebutan anak-anak nelayan dengan harapan mendapat barokah dari Allah SWT melalui barang-barang yang dilarung tersebut. 

Pada saat yang bersamaan diselenggarakan juga Ritual Pementasan Wayang Kulit dengan cerita Bedog Basu yang menceritakan terjadinya ikan di darat dan di laut, serta berbagai kegiatan lomba olahraga, kesenian dan kulirner ikan hasil tangkapan nelayan. 

4. Festival Kostum Karnaval Batik

Pekalongan sebagai Kota Batik dan sebagai pioneer Kota Kreatif dunia terus berupaya menunjukkan kreatifitas di bidang batik. Salah satu event yang diselenggarakan secara rutin bersamaan dengan Pekan Batik adalah Festival Kostum Karnaval Batik.  

Festival ini merupakan lomba kreatifitas kostum karnaval berbahan batik oleh masyarakat dari berbagai kategori, yaitu SD, SLTP, SLTA dan Umum yang terdiri dari perguruan tinggi, pengusaha batik, pengusaha hotel dan rumah makan, perbankan dan Instansi Pemerintah. Festival ini diselenggarakan sejak tahun 2011 dan tiap tahunnya mengusung tema yang berbeda-beda. 

Hal yang paling membedakan dari karnaval Batik Pekalongan adalah bahan baku yang terdiri dari bahan alam dan bahan batik asli. Sebelum dilaksanakan karnaval, peserta akan dilatih dalam bentuk workshop mulai dari teknik menggambar, rancang busana, make up hingga cara berjalan di panggung. Peserta akan melakukan karnaval dari Alun-alun Pekalongan hingga kawasan Jetayu sejauh 2 kilometer. Pemenang karnaval biasanya akan dipentaskan di kegiatan seni budaya di dalam dan luar kota. Festval ini semakin menarik bagi wisatawan karena biasanya diselenggarakan bersaman dengan Pekan Batik Internasional/ Pekan Batik Nusantara. Pada Karnaval ini juga sekaligus dilaksanakan Parada budaya Kota Pekalongan yang diikuti olh seniman dan komunitas kesenian se-Kota Pekalongan. 

5. Pawai Cap Gomeh

Cap Go Meh merupakan lambang hari kelima belas dan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum mingran Tionghoa yang tinggal di luar China. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang bila diartikan secara harafiah bermakna 15 hari atau malam setelah Imlek. Cap memiliki arti sepuluh, Go adalah lima, dan Meh berarti malam. Cap Go Meh juga sering disebut Yuan Hsiao Cieh atau Shang Yuan Cieh dalam bahasa Mandarin. 

Perayaan ini awalnya dirayakan oleh Dinasti Xie Han (206 SM – 221 M), sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai-yi, dewa tertinggi di langit. Upacara ini dirayakan secara rutin setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut penanggalan bulan yang merupakan bulan pertama dalam setahun. Sebelum Dinasti Han berakhir, upacara ini dahulunya dilakukan secara tertutup, dan hanya untuk kalangan istana. Pun perayaan ini belum dikenal secara umum oleh masyarakat China. Upacara ini harus dilakukan pada malam hari, maka harus disiapkan penerangan dengan lampu-lampu dari senja hari hingga keesokan harinya. Inilah yang kemudian menjadi lampion-lampion dan lampu-lampu berwarna-warni yang menjadi pelengkap utama dalam perayaan Cap Go Meh.  

Pemasangan lampion tersebut bertujuan untuk mengusir hama dan binatang perusak tanaman. Kala itu, para petani juga akan mengamati perubahan api pada lampion, untuk mengetahui cuaca sepanjang tahun kedepan. Cap Go Meh dirayakan di beberapa wilayah di Indonesia, yang terbesar adalah di Singkawang. Di Kota Pekalongan sendiri, perayan Cap Gomeh biasanya dipusatkan di kawasan jalan Blimbing, kemudian pawai berjalan ke Jalan Bandung, Jalan Diponegoro, Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Sultan Agung. 

6. Pawai Panjang Jimat

Seiring berkembangnya waktu, Pekalongan menjadi kota yang kental akan budaya. Ribuan orang dari berbagai komunitas ikut memeriahkan Pawai Panjang Jimat di Pekalongan. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Kanzus Sholawat. Acara yang sangat meriah ini diorientasikan untuk menyatukan serta membangun kerukunan antar dan internal umat beragama. Tak kalah pentingnya adalah untuk memupuk rasa memiliki masyarakat terhadap tokoh dan para pemimpinnya, disemua level dan tingkatan. Karena para tokoh, dan pemimpin itulah sejatinya ‘Jimat’ dari suatu bangsa khususnya masyarakat Kota Pekalongan.  

Acara pawai panjang jimat ini sudah di selenggarakan hampir tiap tahun. Panjang Jimat itu bukan nyembah jimat. Jimat asal kata dari 'azimah dalam bahasa arab yang artinya tekad. Jadi maksudnya adalah memperbaharui tekad kita dalam beribadah, dan berjuang untuk tanah air ini, mengenang dan mentauladani Rasulullah, Ulama dan Orang-orang sholih, supaya kita ga lupa asal-usul kita, kita Islam dengan sebab siapa, dari mana. syukuri itu semua dengan mensyukuri siapa yang menjadikan sebab Islamnya kita. Islam kita itu dari Orang tua, kakek, buyut dan terus ke atas sampai para ulama atau Wali Songo yang membawa Islam ke tanah air ini. 

Versi yang lebih lengkap menyatakan bahwa Panjang Jimat artinya Panjang itu sePANJANG masa hidup dan Jimat itu siJI yg di ruMAT/satu yg dirawat yaitu kita umat islam yang dirawat itu 2 khalimah syahadat. Jadi arti Panjang Jimat, kita sebagai umat islam harus menjaga dan merawat 2 khalimah syahadat sepanjang hidup kita.Tujuannya untuk mengajak generasi muda untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Oleh sebab itu dalam kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh satu golongan agama saja, tapi juga ada dari non muslim, berbagai etnis dan bermasam profesi.

Dalam kirab tersebut, pada barisan paling depan adalah rombongan pembawa bendera Merah Putih. Rombongan tersebut terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Polri. Sedangkan di belakang rombongan pembawa bendera, ikut mengiringi aneka atraksi ditampilkan oleh peserta pawai. Berbagai grup marching band dari beberapa sekolah di Kota dan Kabupaten Pekalongan dan Batang, barisan anggota Banser, IPNU-IPPNU, barongsai dan beberapa dari ormas kepemudaan lain yang ikut meramaikan pawai ini.

Pawai panjang jimat ditampilkan setiap menjelang kegiatan peringatan maulid yang diadakan Kanzus Sholawat. Momentum peringatan maulid di samping untuk meningkatkan rasa cinta kepada Rasulullah, juga meningkatkan rasa kebersamaan dalam kedamaian sesama ummat manusia di muka bumi ini. Simbol simbol budaya yang ditampilkan dalam pawai ini adalah sebagai perekat kerukunan ummat, sehingga kita tidak mudah dicerai beraikan oleh kepentingan kelompok yang menginginkan Indonesia pecah.

Pawai biasanya dimulai sejak pukul 13.00 siang, diawali dari Stadion Kraton menyusuri Jalan Kemakmuran, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, Jalan Hayamwuruk, Jalan dr. Cipto dan berakhir di Jalan dr. Wahidin Pekalongan. Tidak hanya Pawai Panjang Jimat saja, biasanya pada pelaksanaan Maulid Nabi di kanzus Sholawat memiliki beberapa rangkaian acara diantaranya ada nikah masal, pembacaan Rhotibul Qubro, Pawai Merah-Putih, Khotmil Quran, dan puncak acara Maulid Akbar, serta pertemuan Mursyid se Indonesia.

7. Wisata Heritage/ Cagar Budaya

Kota Pekalongan merupakan warisan budaya masa lalu dan sebagai Ibukota Karesidenan pada jaman kolonial sampai dengan masa kemerdekaan yang mempunyai banyak peningalan - peninggalan bersejarah berupa gedung Pemerintahan pada masa kolonial berupa Kantor Pembantu Gubernur/Residen, Rumah Dinas Pembantu Gubernur/Residen, Lembaga Pemasyarakatan, Kantor Pelabuhan, Kantor Pos dan Giro, Stasiun Kereta Api, Tempat-tempat Ibadah berupa Masjid Kuno Jami’, Masjid Sapuro, Klenteng Pho An Tian, Rumah Adat Pekalongan, Rumah Pecinan.

Peninggalan bersejarah tersebut diatas merupakan Potensi Pariwisata Kota Pekalongan yang harus terus dikembangkan sebagai daya tarik wisatawan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Dengan menyaksikan bangunan-bangunan kuno tersebut kita seakan dibawa bernostalgia pada nuansa dan suasana masa lalu. Apalagi di Kota Pekalongan terdapat komunitas heritage yang senantiasa mengangkat tema wisata heritage dan memberikan pengetahuan kepada para pelajar tentang sejarah di Kota Pekalongan.


Wisata Religi

1. Ziarah Makam / Khaul Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas

Pekalongan merupakan salah satu kota penting dalam penyebaran agama Islam di Pesisir Pulau Jawa. Tidak heran tokoh Islam yang berpengaruh dan dimakamkan di Kota Pekalongan. Salah satunya adalah Sayid Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas beliau adalah seorang Ulama Besar yang semasa hidupnya sangat berjasa dalam merintis pendirian Pondok Pesantren di Pulau Jawa.  

Sebagai seorang ulama, salah satu ide cemerlang beliau adalah mendirikan Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah secara klasikal pertama di Kota Pekalongan. Sayid Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas wafat tahun 1929 M. Makam beliau terletak di Jalan Irian Kelurahan Sapuro, Kecamatan Pekalongan Barat, sekitar 1000 Meter dari terminal bus Kota Pekalongan. Di Komplek Pemakaman juga terdapat Masjid Tua bernama ’MASJID AULIA” yang dibangun pada tahun 1113 H / 1714 Masehi. 

Para pengunjung adalah mereka yang ingin melakukan ritual ziarah makam, biasanya datang pada hari Kamis dan Jum’at. Jumlah pengunjung mencapai puncaknya setiap tanggal 14 Sya’ban / Ruwah dimana diadakan acara Sya’banan atau lebih dikenal dengan istilah “KHAUL” , ziarah makam dibuja untuk umum setiap hari, pengunjung datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Jumlah pengunjung makam sulit untuk diketahui secara pasti, pada setiap Khol jumlah pengunjung bisa mencapai ribuan orang.  

Fasilitas yang tersedia bagi pengunjung di komplek makam ini adalah lahan parkir cukup luas, Masjid, Penginapan, Rumah Makan, Pedagang Souvenir dan lain-lain. 


Wisata Kuliner

Selain terkenal dengan Batiknya, Pekalongan juga memiliki kuliner yang khas dan sayang untuk dilewatkan. Berikut beberapa contoh Kuliner khas Pekalongan yang layak dicoba.

1. Sego Megono

Megono bisa jadi berasal dari kata ‘mergo’ atau sebab dan ‘ono’, artinya ada. Megono berbahan dasar nangka muda dan kelapa. Jika nangka muda sulit didapat, maka tanpa mengurangi nikmatnya rasa megono, rebung atau tunas bambu dijadikan penggantinya. 

Pada masa lalu, megono umumnya hanya bisa dijumpai di warung-warung makan kelas menengah ke bawah sepanjang pantura dari Pekalongan hingga Batang. Namun, kini telah diadopsi bersama Soto Pekalongan, dapat ditemui di beberapa restoran di Semarang, Jakarta juga kota besar lain. Membuat megono tak terlampau rumit. Nangka muda yang telah dicacah hingga kecil-kecil direbus. Setelah matang dicampur dengan bumbu urap yang terdiri dari parutan kelapa dan bumbu dapur yang dihaluskan seperti bawang putih, bawang merah, cabe, jeruk purut, kencur dan garam.  

Menghidangkannya pun cukup sederhana, yaitu nasi putih langsung diberi taburan megono. Meski tergolong sederhana dan lazimnya jadi lauk masyarakat akar rumput di pekalongan, megono layak anda coba. Selamat berkelana mencari megono di pantura 

2. Garang Asem

Makanan sejenis rawaon tetapi lebih bening dan berasa lebih asam dan pedas. Biasanya kuahnya ditambah banyak tomat dan didalamnya dicampur dengan daging yang biasanya adalah daging kerbau disajikan dalam keadaan panas dan disertai dengan telur rendang. Salah satu tempat terkenal yang menyajikan makanan khas ini adalah Rumah Makan Masduki di Alun-alun lama Kota Pekalongan yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekalongan. 

3. Tauto

Tauto pekalongan adalah soto dengan bumbu tauco. Soto asal Pekalongan ini memang menggunakan taoco manis sebagai bumbunya. Untuk isinya tauto menggunakan daging sandung lamur, telur rebus dan emping. Sajikan dengan taburan bawang goreng, daun seledri dan perasan air jeruk nipis. 

Penyajian tauto cukup sederhana, hanya berisi dengan bihun putih, daun bawang, bawang merah dan kuah sotonya. Setelah semuanya dicampur, baru kemudian ditambahkan dengan tauto nya, yaitu kedelai yang telah dimasak dan dihaluskan. Dengan tambahan bumbu kedelai ini, kuahnya bertambah harum dengan cita rasa yang khas. Rupanya hal inilah yang membedakan dengan soto-soto lainnya yang ada. Sebagai menu pelengkap biasanya tersedia tempe dan tahu goreng khas Pekalongan. 

4. Kluban

Kluban itu makanan warga Pekalongan , khususnya di wilayah Kabupaten Pekalongan , seputar Kec. Kedungwuni, Pekajangan , Wonopringgo pada sore hari menjelang Magrib dan setelah maghrib. Kluban itu Urapan terdiri dari Kacang panjang, taoge, Kol, bayam atau kangkung dengan bumbu Mboksiyah = lombok trasi uyah (garam ), di tambah kencur dan di urap bersama parutan kelapa. Kluban biasanya dicampur dengan Bothok atau Pindang tetel. 

Bothok itu sayur Lodeh yang biasanya berisi Tahu dan Bongkrek (oncom) dengan santen encer trus di guyurkan ke sepincuk (daun pisang yang di lipet dan di semat lidi untuk tempat Kluban). Kluban Bothok dan Kluban Pindang tetel biasanya jadi makanan yang di kangenin warga Pekalongan di luar kota setiap lebaran tiba.

5. Kripik Tahu

Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong jenis makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering renyah (crispy). Keripik memang cemilan yang cukup digemari masyarakat kita, mulai dari anak – anak hingga ke orang tua. Makanan ringan yang gurih dan renyah ini memang cocok menjadi cemilan / teman saat berkegiatan, serta dapat pula dimakan sebagai pengganti lauk pauk.

Jika Anda ingin mencicipi keripik tahu ini, cobalah berkunjung ke Pekalongan.

Di daerah Pekalongan, keripik tahu sudah menjadi cemilan khas daerah sebagai salah satu alternatif makanan ringan yang sehat dan alami. Di toko makanan atau oleh-oleh di Pekalongan, keripik tahu biasanya dipajang di etalase bersama jajanan lainnya. Seperti halnya keripik tempe, keripik tahu tak hanya renyah, namun juga menyehatkan karena terbuat dari bahan alami, yaitu kedelai. Prosesnya juga dilakukan secara alami tanpa bahan pengawet atau kimia.

Hubungi Kami

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Pekalongan

Jl. Jaksa Agung R. Soeprapto No. 1

Telp : 0285 - 432086
Fax : 0285 - 420428
Email : oss@pekalongankota.go.id