1. Ternak Itik
Uraian Proyek
Pengembangan ternak itik akan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Upaya pemeliharaan dengan pendekatan manajemen agribisnis yang tepat membantu tercapainya tujuan tersebut. Manajemen tersebut meliputi dukungan usaha produksi yang baik disertai dengan penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan ternak itik.
Kota Pekalongan mencoba untuk memenuhi kebutuhan telur itik di Jawa Tengah. Bila kita memperhatikan tentang penambahan income (pendapatan) dan perbaikan gizi masyarakat dari telur itik, maka peternakan itik mempunyai potensi yang cukup berarti dalam perekonomian rakyat. Pemerintah daerah berupaya untuk semakin mengembangkan ternak itik di Kota Pekalongan sebagai salah satu alternatif untuk menambah penghasilan dan diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran.
Kondisi Eksisting
Pekalongan yang terletak di kawasan pesisir utara Jawa Tengah merupakan wilayah perkotaan yang sangat strategis. Pengembangan itik di Kota Pekalongan sangat potensial dikarenakan karakteristik komoditas yang sesuai, LQ dan ROI yang tinggi maka sangat potensial untuk dikembangkan di daerah tersebut.
Usaha ternak itik di Kota Pekalongan mempunyai daya dukung yang baik, meliputi : 1) Ketersediaan bahan pakan, 2) Karakteristik penduduk sekitar pantai, 3) Berdekatan dengan daerah pemasaran (Jakarta, Semarang dan Kota besar lainnya).
Produksi telur itik di Kota Pekalongan pada sebanyak 557.072 pada tahun 2015. Dengan populasi itik mencapai 51.334 ekor. Sedangkan tahun 2016 ini mengalami penurunan populasi itik yang hanya mencapai 31.372 ekor.
Aspek Pasar
Peluang investasi usaha telur itik ini merupakan salah satu peluang investasi yang menjanjikan. Mengingat permintaan lokal dan daerah lain akan kebutuhan konsumsi itik dan telur di kalangan masyarakat semakin meningkat.
Aspek Keuangan
Jenis Usaha :
1) Pembibitan dan Penetasan
2) Pembesaran DOD Itik Jantan Potong
3) Pembesaran Itik Betina Petelur
4) Pengolahan Telur Asin
Diperkirakan Nilai Investasi mencapai Rp 300.000.000,-
Nilai B/C Ratio : 1,4
Aspek Legal dan Bentuk Investasi
1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan
2) Investasi Murni dan Kerjasama
2. Penggemukan Sapi
Uraian Proyek
Usaha peternakan sapi di Indonesia pada umumnya berskala kecil sebagai usaha sampingan dan masih bersifat tradisional. Usaha penggemukan sapi memberikan keuntungan ganda seperti pertambahan berat badan dan hasil limbah berupa kotoran ternak yang dapat digunakan untuk pupuk kandang dan bahan bakar biogas. Selain itu ternak jg digunakan fungsinya sebagai tabungan dan memberikan kesempatan kerja.
Kondisi Eksisting
Dengan kebutuhan luasan lahan yang tidak terlalu besar, usaha penggemukan sapi masih sangat memungkinkan untuk diusahakan di Kota Pekalongan. Dengan luasan lahan kurang lebih 1 Ha, sudah cukup untuk usaha penggemukan sapi sebanyak 100 ekor secara profesional. Kebutuhan pakan hijauan (rumput) bisa dipenuhi dari sumber daya alam yang ada dan kebutuhan pakan konsentrat bisa didapat dari Kab. Batang, Kota Semarang atau Kab. Boyolali.
Melihat kondisi sumberdaya yang ada, usaha penggemukan sapi di Kota Pekalongan merupakan satu peluang investasi sektor agribisnis yang cukup prospektif. Peluang Investasi yang ditawarkan berlokasi di Kecamatan Pekalongan Selatan diantaranya seperti di Kelurahan Duwet, Yosorejo, Sokorejo, Kuripan, Baros dan Karang Malang.
Aspek Pasar
Keberadaan sapi potong di pasar ternak sangat bernilai ekonomis. Hal ini dapat diketahui dari besarnya ketimpangan permintaan terhadap jumlah pasokan daging yang ada. Kondisi ini terjadi baik dalam skala lokal, regional maupun nasional. Dari tahun ke tahun permintaan daging sapi terus mengalami peningkatan. Jumlah sapi yang dipotong di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Kota Pekalongan mencapai 5720 ekor pada tahun 2016. Sedangkan populasi sapi potong di Kota Pekalongan hanya 257 ekor. Konsumsi daging sapi di Kota Pekalongan perkapita pada tahun 2015 sebesar 14,35 kg/tahun.
(Sumber data : DinperpaKota Pekalongan)
Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi di bidang penggemukan sapi sangat menjanjikan untuk diwujudkan.
Aspek Keuangan
Aspek Legal dan Bentuk Investasi
1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan
2) Investasi Murni dan Kerjasama
3) Pembinaan Peternakan dari Dinas Terkait