Kamis, 22 Mei 2025
A- A A+

Kawasan Minapolitan Kota Pekalongan

Kawasan Minapolitan Kota Pekalongan memiliki prospek investasi yang sangat menjanjikan mengingat dukungan kondisi riil wilayah yang berbasis pada kegiatan Perikanan, daya dukung yang potensial dalam pengembangan sektor perikanan dalam arti luas serta nilai strategis dalam aksesibilitas yang dimiliki kawasan tersebut.

Calon investor dapat memilih jenis usaha di Kawasan Minapolitan dari hulu ke hilir. Secara sistemik, misalnya seperti bisnis perikanan tangkap memiliki tiga dimensi, yaitu :

  1. Dimensi Hulu; terdiri dari sarana dan prasarana seperti Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Pabrik Es, SPBN, Air dan Perbekalan. Selain itu adalah Dukungan Kebijakan, seperti perijinan, peraturan, capacity building dan sistem perkreditan;
  2. Dimensi produksi; terdiri dari input (Fishing Ground, Nelayan, Alat Tangkap dan Armada), Produksi: Proses penangkapan dan Output (Ikan hasil tangkapan);
  3. Dimensi Hilir yang terdiri dari pasca panen dan pasar.

Pengembangan zona perikanan budidaya adalah zona pendukung minapolitan dengan pengembangan minapolitan berbasis perikanan budidaya yang dapat meningkatkan perekonomian yakni Dempond udang Vaname; Pembangunan saluran tambak; Pembangunan jalan produksi tambak; dan Pengembangan dempond budidaya system polyculture dan pen culture.

 

 

 

Zona Inti Kawasan Minapolitan

Dalam jangka menengah (5 tahun) kedepan, PPNP dengan pelabuhan di sisi timur muara Sungai Pekalongan dan di tepi Laut Jawa (on-shore) secara bertahap sudah beroperasi. Dengan demikian zona inti akan berada disebelah barat dan timur muara dengan luas keseluruhan hampir 5 Ha. Zona inti mempunyai tipe pengelolaan semi privat, khususnya pada pengelolaan jaringan utilitas dan prasarana (contoh: listrik dari PLN, namun juga memiliki daya sendiri, yaitu diesel ataupun genset).

 

 

Keberadaan kawasan Minapolitan pada wilayah rawan abrasi, mendorong Pemerintah Kota Pekalongan berupaya melindungi kawasan pengembangan ekonomi strategis tersebut dengan membangun revetment (bangunan pelindung pantai) dan menyusun dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perencanaan Kawasan Pesisir yang di dalamnya terdapat perencanaan reklamasi pantai. Berikut disajikan gambar rencana reklamasi pantai tersebut yang merupakan salah satu zona pendukung kawasan Minapolitan.

 

 

Zona Keterkaitan

Zona keterkaitan kawasan Minapolitan Kota Pekalongan meliputi seluruh wilayah Kota Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Zona keterkaitan ini secara administratif merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Pekalongan sehingga dalam kondisi sekarang maupun dalam proses pengembangan Kawasan Minapolitan Kota Pekalongan akan saling mempengaruhi baik secara geografis maupun bidang ekonomi.

 

Lokasi : Kelurahan Kuripan Lor Kecamatan Pekalongan Selatan

Luas : 15,2 Hektar

Pembangunan Kawasan :

  1. Kompleks Workshop Bengkel UPTD Balai Latihan Kerja Disnaker (2,3 ha).
  2. Kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) (4,5 ha)
  3. SMKN 4 (2,8 ha)
  4. Pasar unggas dan ikan hias (1,2 ha)
  5. Makam (4,5 ha)
  6. Pasar Barang Bekas
  7. Kawasan Industri Logam

Peluang investasi yang masih terbuka yaitu : Ikan Hias, Hewan Unggas, Bisnis Hasil Litbang dengan Pola Kerja Sama, Perbengkelan, Jual Beli Barang Bekas.


Technopark Batik

Pengembangan kawasan techno park Batik Pekalongan merupakan salah satu bagian dari konsep pengembangan kawasan berbasis teknologi. Yaitu kawasan berdimensi pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mendukung percepatan perkembangan inovasi.

Latar Belakang

  1. Persaingan yang belum sehat terutama dalam desain batik secara nasional maupun internasional
  2. Menurunnya daya saing batik (harga pokok yang mahal dikarenakan sebagian besar komponen bahan baku diimpor dari luar negeri)
  3. Kurangnya Inovasi produk batik
  4. Belum adanya penerapan teknologi yang efektif dalam produksi batik

Visi Technopark Batik Kota Pekalongan

Menjadikan Kota Pekalongan sebagai kawasan berbasis teknologi, berwawasan lingkungan yang kondusif berkelas dunia untuk meningkatkan daya saing dan pelestarian batik sebagai warisan budaya dunia.

Tujuan Pengembangan Kawasan Teknopolitan Batik

  1. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kolaborasi antar komunitas akademis, bisnis, pemerintah dan komunitas (ABG+ C) melalui kegiatan penelitian, pengembangan dan perekayasaan, peningkatan produksi, mutu, nilai tambah serta daya saing.
  2. Menata fungsi-fungsi kawasan dan kelembagaan dalam rangka mewujudkan pengembangan Kota Pekalongan sebagai kota cerdas (smart city).
  3. Meningkatkan kualitas dan efektifitas pemanfaaatan SDM IPTEKIN.

Desain Arsitektur PIBB

 

 

Uraian Proyek

TKeberadaan proyek pengembangan Technopark Perikanan berbasis Blue Ekoconomy Development berorientasi pada penciptaan kawasan yang ideal untuk menumbuhkan industry dan jasa layanan usaha perikanan yang saling mendukung dan terkait dengan kawasan perikanan tangkap ( TPI, Pelabuhan Onshore ) sebagai penyedia bahan baku ikan laut yang didominasi oleh hasil tangkapan ikan pelagis ( Layang, lemuru, tongkol, dll ) dan Kawasan Perikanan Budidaya sebagai penyedia bahan baku dengan produk unggulan budidaya Udang Vanamae dan Nila Salina. Semuanya terletak dalam kawasan yang saling berdekatan di tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Degayu dan Kelurahan Krapyak di Kecamatan Pekalongan Utara sehingga akan memberikan peluang efisiensi usaha, pertumbuhan ekonomi kawasan, penyerapan tenaga kerja sekitar kawasan dan pada akhirnya akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan.

Kondisi Eksisting

Kondisi existing kawasan Technopark Perikanan saat ini merupakan kawasan seluas 2 hektar yang telah dikelola secara berkelanjutan. Adapun beberapa sarana prasana dan infrastruktur yang telah tersedia di kawasan Technopark untuk mewadahi bisnis usaha perikanan dan jasa layanan yang mendukung sector usaha perikanan yaitu Gedung Tenant Technopark Perikanan yang berfungsi sebagai layanan inkubasi pendampingan UMKM dan Tenant perikanan. Rumah Kemasan yang melayani jasa desain dan kemasan produk olahan hasil perikanan. Kios Perbekalan nelayan dan pasar ikan. Cold Storage 30 ton dan 100 ton yang memberikan layanan jasa sewa ruang pembekuan dan pendinginan ikan, jasa processing ikan, jasa sewa mobil berpendingin kapasitas 7 ton. Bangsal pengolahan hasil perikanan yang dimanfaatkan untuk proses pengolahan rumput laut. Di kawasan Technopark Perikanan juga tersedia Sentra Kuliner ikan yang menyediakan aneka menu masakan ikan. Dengan pemanfaatan lahan tersebut kawasan Technopark Perikanan masih mempunyai lahan yang belum dimanfaatkan kurang lebih 1 Hektar yang direncanakan untuk pembangunan infrastruktur bisnis usaha perikanan.

Tujuan dilakukannya pengembangan technopark berbasis blue economy Development di Kota Pekalongan ini adalah :

  1. Memanfaatkan lahan di kawasan Technopark milik Pemerintah Kota Pekalongan yang masih membutuhkan investasi. Masih terdapat sekitar 2 hektar lahan milik pemerintah kota pekalongan yang berada tepat dibelakang gedung technopark yang masih bisa dikembangkan menjadi industri pengolahan ikan
  2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, melalui peluang terciptanya lapangan kerja baru
  3. Meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pekalongan, melalui penyewaan lahan dan fasilitas industry perikanan yang dimiliki oleh Technopark Perikanan Kota Pekalongan

Kegiatan Pengembangan

Adapun kegiatan yang akan dikembangkan dalam Technopark Perikanan Kota Pekalongan tersebut terbagi ke dalam tiga lingkup, yaitu :

  1. Fish-preneur, merupakan pusat dari system yang ada di technopark perikanan Kota Pekalongan;
  2. Business park. Business park ini nantinya akan menjadi divisi yang menangani berbagai kegiatan bisnis di technopark;
  3. Kampung ikan, nantinya akan terintegrasi dengan wisata Pasir Kencana sehingga saling menguntungkan satu sama lain. Pengunjung Wisata Pasir Kencana dapat berkunjung ke kampung ikan yang merupakan sarana wisata belanja dan kuliner.

Aspek Pemasaran

Kelayakan dilihat dari rencana pengembangan bisnis dan pangsa pasar yang menyasar pada pasar lokal serta pasar internasional / ekspor yang masih sangat terbuka lebar peluangnya 

Aspek Legalitas

Kelayakan ditentukan dari ketersediaan dokumen perizinan dan juga dokumen lingkungan terkait yang sesuai dengan peraturan perundangan.

Aspek Keungan

Total nilai investasi yang ditawarkan Rp 17.469.106.850 dengan IRR 18,16% dan Payback Period 5 Tahun

Sumber : Technopark Perikanan Kota Pekalongan

Uraian Proyek

Salah satu potensi alam di Kota Pekalongan adalah memiliki garis pantai yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Di antaranya adalah kawasan mangrove yang dimiliki Kota Pekalongan. Dalam beberapa contoh pengembangan ekosistem Mangrove di Indonesia, dapat juga dikembangkan menjadi obyek wisata edukatif dan obyek wisata keluarga yang turut meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Selain itu dengan adanya ekosistem Mangrove, terjadi pula peningkatkan kualitas biota laut yang sangat menguntungkan para nelayan di kawasan sekitarnya.

Kawasan Mangrove di Kota Pekalongan terletak di Kelurahan Kandang Panjang Kecamatan Pekalongan Utara. Luas rencana pengembangan kawasan mencapai 90 Ha dan baru terbangun infrasturktur sekitar 5,7 Ha saja, sedangkan sisanya 84,3 Ha masih dapat dikembangkan lebih lanjut.

Kondisi Eksisting

pengembangan kawasan mangrove ini disamping sebagai wisata bahari juga sebagai sarana edukasi keluarga dan sebagai fasilitas untuk penyelamatan lingkungan serta mitigasi bencana. Fasilitas infrastruktur yang telah ada adalah :

  1. Fasilitas edukasi : galeri ekosistem hutan mangrove dan kolam sentuh (kolam edukasi pembibitan dan penanaman mangrove), perpustakaan dan ruang diskusi.
  2. Lahan pembibitan dan persemaian tanaman mangrove
  3. Fasilitas ekonomi produktif : budidaya kepiting soka, budidaya rumput laut dan silvofishery (tumpang sari antara ikan/udang dan mangrove).
  4. Fasilitas penelitian dan pengembangan konservasi hutan mangrove.
  5. Gasebo dan shelter
  6. Gedung PIM/PRPM (Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove)
  7. Board walker (sarana tracking) : jembatan sepanjang lokasi PIM yang diatur menjangkau obyek-obyek fasilitas yang ada.
  8. Green belt (sabuk hijau pantai) : hamparan hutan mangrove
  9. Fasilitas gardu pandang
  10. Penanaman berbagai vegetasi pantai yang disesuaikan dengan jenis lahannya.
  11. Fasilitasi wisata kuliner makanan khas hutan bakau dan makanan lokal.
  12. Fasilitasi arena wisata pemancingan ikan.

Aspek Pasar

Pekalongan adalah kota tua yang terletak di jalur Pantura yang strategis sebagai salah satu Kota Tujuan Wisata. Saat ini Kota Pekalongan terkenal sebagai pusat produksi batik sehingga wisatawan tidak hanya ber-wisata belanja tetapi dapat menikmati keindahan pantai di Kota Pekalongan melalui Pekalongan Mangrove Park (PMP).

Pembangunan infrastruktur sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan kawasan Pekalongan Magrove Park, diantaranya adalah : jaringan jalan, irigasi, telekomunikasi dan listrik. Fasilitas lain yang dapat dikembangkan seperti : homestay, restouran, wahana air, area adventure atau outbond.

Potensi dan peluang lainnya di antaranya adalah : Pembelajaran ekosistem mangrove, pesisir dan kelautan, kolam pemancingan, jasa pemotretan komersial (pre-wedding, iklan dsb), penjualan souvenir dan kuliner.

Aspek Keuangan

Nilai Investasi untuk pengembangan kawasan Pekalongan Mangrove Park (PMP) diperkirakan mencapai Rp 44.308.500.000,00

Aspek Legal

Lahan sebagian sudah dimilki Pemerintah Kota dan sebagian lagi masih milik swasta/warga sekitar.