Jumat, 25 April 2025
A- A A+

Sektor Jasa atau services merupakan salah satu sektor prioritas dalam perekonomian Indonesia, di mana setiap tahunnya kontribusi sektor jasa terhadap PDB Nasional selalu mengalami peningkatan. Selain sektor manufaktur, sektor jasa merupakan sektor paling penting dalam perekonomian karena sektor jasa menciptakan lapangan kerja dan tentunya meningkatkan daya saing Indonesia.

Dalam 10 tahun terakhir, kontribusi sektor jasa terhadap PDB terus naik, pada tahun 2000 kontribusi sektor jasa mencapai 45% kemudian meningkat menjadi 60% pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 sektor jasa tumbuh sebesar 7,23 persen.

Perhotelan

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.

Jenis Hotel dikelompokkan menjadi :

1. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan

2. Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha.

3. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel)

4. Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar.

Saat ini bisnis perhotelan di Kota Pekalongan menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Kota Pekalongan tampaknya masih di pandang para investor sebagai kota yang berprospek cerah untuk bisnis perhotelan. Tercatat sampai dengan tahun 2015 ada 28 usaha perhotelan yang berada di Kota Pekalongan. Termasuk 7 buah Hotel Berbintang dan kemungkinan akan bertambah jumlahnya sebab beberapa hotel berbintang masih dalam proses pembangunan.

Berikut beberapa contoh hotel berbintang yang telah berinvestasi di Kota Pekalongan :

1. Hotel Dafam

Hotel Dafam Pekalongan merupakan Hotel bintang tiga standar Internasional. Terletak di Jl. Urip Sumoharjo No. 53 Pekalongan Barat Kota Pekalongan. Hotel ini berdekatan dengan pusat perkantoran dan perbelanjaan di Kota Pekalongan sehingga mempunyai akses yang mudah.

2. Hotel Horison

Hotel Horison adalah Hotel bintang tiga yang terletak di Jl. Gajah Mada Kota Pekalongan. Hotel yang didirikan oleh Metropolitan Golden Managemen ini adalah kedua di daerah Jawa Tengah setelah Purwokerto dengan fasilitas yang tidak diragukan lagi.

3. Hotel Sahid Mandarin

Hotel Sahid Mandarin merupakan Hotel berbintang tiga yang teletak di Jl. Dr. Sutomo Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Hotel yang terletak di Kawasan Dupan Square ini mengusung tema one stop shoping and entertainment. Di depan Hotel Sahid Mandarin terdapat terminal bus Kota Pekalongan sehingga letaknya sangat strategis.

4. Hotel Namira Syariah

Hotel Namira hadir di Kota Pekalongan dengan klasifikasi bintang tiga. Terletak di Jl. Dr. Cipto No. 70 Pekalongan. Hotel yang pertama kali menawarkan konsep syariah ini sangat cocok hadir di Kota Pekalongan yang mempunyai masyarakat religius. Hadirnya Hotel bernuansa islami di Kota Pekalongan ini memberikan kesempatan masyarakat untuk bisa memilih dari sekian banyak pilihan hotel yang sesuai untuk kegiatan seminar, pertemuan ataupun kegiatan lainnya.

5. The Sidji Hotel

The Sidji Hotel hadir di Kota Pekalongan dengan klasifikasi bintang empat yang terletak di Jl. Dr. Cipto Kota Pekalongan. Hotel tersebut memadukan kearifan warisan budaya khas Kota Pekalongan dengan karakteristik modern. Pekalongan, menghubungkan berbagai kota dari Provinsi Jawa Tengah sampai Provinsi Banten. Posisi strategis tersebut menjadikan kota ini destinasi wisata, baik untuk kepentingan bisnis maupun liburan.

The Sidji Hotel memadukan kearifan lokal dan sentuhan modern. Pada tampilan arsitektur, perpaduan tersebut terwujud dalam bangunan dua bagian. Di sisi belakang, terdapat bangunan lima lantai berisikan lebih dari 84 kamar yang setiap kamarnya dirancang dengan sentuhan modern namun mempertahankan unsur tradisional.

6. Hotel Santika

Hotel Santika Pekalongan salah satu hotel berbintang 3 yang ada di kota Pekalongan adalah pilihan yang populer di kalangan wisatawan di Pekalongan, baik untuk menjelajahinya atau hanya sekedar transit. Menawarkan berbagai fasilitas dan layanan, hotel menyediakan semua yang Anda butuhkan untuk bermalam dengan nyaman. Wi-Fi gratis di semua kamar, satpam 24 jam, layanan kebersihan harian, fotokopi, printer hanyalah beberapa dari berbagai fasilitas yang ditawarkan. Suasana tenang di hotel ini meluas hingga fasilitas rekreasinya yang meliputi pusat kebugaran, kolam renang (luar ruangan). Dengan layanan handal dan staf profesional, Hotel Santika Pekalongan memenuhi kebutuhan Anda.

Hotel Santika Pekalongan memiliki lantai sebanyak dengan jumlah kamar ada 109 kamar. Untuk memudahkan pelayanan, Hotel Santika Pekalongan yang beralamat di Jalan Gajah Mada No. 7A Pekalongan,

7. Hotel Pesonna

Hotel Pesona Pekalongan hadir dengan 98 kamar dengan salah satu fasilitasnya kolam renang dan Ballroom. Keunikan hotel bintang tiga ini yakni dengan tetap mempertahankan bangunan asli Pegadiaan yang sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda. Jendela yang ada memang dibiarkan apa adanya agar kesan heritage kentara pada bangunan tersebut.

Hal ini merupakan strategi pemasaran dan daya tarik tersendiri bagi para masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Hotel yang beralamat di Jl. Dr. Cipto yang berada di belakang Kantor Pegadaian ini sendiri hadir dengan konsep syariah modern.

8. Hotel Nirwana

Terletak di pusat kota Pekalongan, tepatnya di Jl. Dr. Wahidin No. 11 Pekalongan. Hotel Nirwana merupakan hotel berbintang tiga pertama di Pekalongan yang memberikan kenyamanan khusus bagi tamunya. Hanya 5 menit berkendara dari Hypermart Shopping Center, 10 menit berkendara dari stasiun bus dan 15 menit berkendara dari Setono Batik Center.

Hotel Nirwana Pekalongan menyediakan layanan antar-jemput dari stasiun kereta api, yang dapat dicapai dalam waktu 10 menit dari Hotel. 3 Menit Dari Shopping Center 3 Menit ke Bank & Culinary Center 90 Menit ke Bandara Ahmad Yani Semarang 15 Menit untuk IBC (International Batik Center).

9. Hotel Jaya Dipa

Hotel Jaya Dipa Pekalongan yang terletak di jalur pantura tepatnya beralamatkan di Jl. Raya Baros No. 29 Kalibaros Pekalongan. Fasilitas lain yang ada di lingkungan Hotel Jaya Dipa Pekalongan yang telah disediakan oleh pihak management hotel antara lain seperti restoran dan pada umumnya di setiap hotel telah tersedia free wifi untuk mengakses internet. Hotel ini juga memili area parkir yang cukup luas dengan rate harga yang murah dan fasilitas yang cukup bersaing dengan hotel lainnya ini bisa dijadikan pilihan hotel saat anda berada di Kota Pekalongan. Dan dari beberapa type kamar ada beberapa kamar yang menyatu dengan garasi mobil sehingga terkesan lebih private dan kendaraan baik sepeda motor ataupun mobil bisa masuk ke garasi di area kamar hotel.

10.Hotel Aston

Hotel Jaya Dipa Pekalongan yang terletak di jalur pantura tepatnya beralamatkan di Jl. Raya Baros No. 29 Kalibaros Pekalongan. Fasilitas lain yang ada di lingkungan Hotel Jaya Dipa Pekalongan yang telah disediakan oleh pihak management hotel antara lain seperti restoran dan pada umumnya di setiap hotel telah tersedia free wifi untuk mengakses internet. Hotel ini juga memili area parkir yang cukup luas dengan rate harga yang murah dan fasilitas yang cukup bersaing dengan hotel lainnya ini bisa dijadikan pilihan hotel saat anda berada di Kota Pekalongan. Dan dari beberapa type kamar ada beberapa kamar yang menyatu dengan garasi mobil sehingga terkesan lebih private dan kendaraan baik sepeda motor ataupun mobil bisa masuk ke garasi di area kamar hotel.


Perbankan

Untuk memfasilitasi segala macam kebutuhan keuangan warga Kota Pekalongan, terdapat 25 lembaga keuangan perbankan dengan rincian 6 buah milik pemerintah, 11 buah milik swasta nasional dan 3 buah milik pemerintah daerah, serta beberapa lembaga keuangan mikro lainnya.

Warga kota Pekalongan dapat memilih layanan perbankan yang ada sesuai dengan kebutuhan atau jenis layanan yang diinginkan. Karena Kota Pekalongan merupakan Kota perdagangan industri yang didominasi oleh industri kecil dan menengah maka perlu adanya kemudahan akses pembiayaan bagi para pengusaha kecil dan menengah yang ada agar usaha mereka dapat mengalami peningkatan dan kemajuan yang pada akhirnya akan memakmurkan warga Kota Pekalongan.

Wisata Batik / Pekalongan Batik Fiesta

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober, biasanya Kota Pekalongan mengadakan event nasional dan internasional yang bertujuan untuk memasyarakatkan batik dan mempromosikan penggunaan Batik sebagai wujud cinta Indonesia. Rangkaian kegiatan dalam event tersebut diantaranya : karnaval batik, pameran batik, pentas seni budaya dan lain sebagainya.

hal ini juga menguatkan pengakuan resmi dari UNESCO yang menetapkan Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Berujud Bagi Kemanusiaan (Intangible Cultural Heritage for Humanity).

1. Museum Batik

Museum ini didirikan pada 23 Mei 2006 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2006. Terwujudnya Museum Batik di Kota Pekalongan sebagai wadah untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia serta pusat informasi yang perlu dikembangkan, dibina dan dipelihara keberadaannya.

Museum ini sejak awal diniatkan sebagai pusat data dan informasi mengenai batik; sebagai pusat riset dan pengembangan ilmu dan pengembangan desain batik, perpustakaan dan sebagai acuan dalam seluruh hal-hal perbatikan; mengkoleksi batik klasik, batik lawasan dan batik kontemporer. Di samping itu, diharapkan menjadi dokumentasi, penelitian dan penyajian informasi serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Sejak abad XIV-XVI Kota Pekalongan telah dikenal karya dan kegiatan membatik sebagai salah satu pokok penghidupan sebagian besar masyarakatnya. Tanggal 12 Juli 1972 perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah cq. Kepala Bidang Permuseuman didukung oleh Walikota ke 10 (sepuluh) Drs. R. Soepomo mendirikan Museum Batik di Pekalongan yang terletak di tengah Kota Pekalongan, sebelah selatan kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Gedung Bintang Merdeka yang sekarang dikawasan Pos Penjagaan Polisi (Posis) Jalan Resimen XVII.

Museum Batik dengan luas 40 m2 dan bangunan yang sangat sederhana memamerkan 1149 koleksi batik, antara lain wayang beber dari kain batik yang berusia ratusan tahun serta alat tenun tradisional ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) maupun peralatan untuk proses membuat batik dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Kota Pekalongan.

Fasilitas Museum Batik terdiri atas : Ruang Audio Visual, Ruang Pesisiran/Ruang Pamer I, Ruang Nusantara/Ruang Pamer II, Ruang Pedalaman/Ruang Pamer III, Aula dan Perpustakaan.

2. Pasar Grosir Setono

Pasar Grosir Batik Setono merupakan Wisata belanja pertama yang menjual berbagai kerajinan rakyat diantaranya Batik, meskipun namanya Pasar Grosir Batik tetapi komoditas yang menjadi bursa tidak hanya batik semata dan juga melayani pembelian eceran (retail). Komoditas batik, konveksi, tenun, palekat dan kerajinan merupakan bursa utama perdagangan di sentra Pasar Grosir Setono.

Pasar Grosir ini mudah dijangkau yang terletak 3 km disebelah timur Kota Pekalongan, tepatnya di Jl. Raya Baros yang merupakan Jalan Raya Jakarta – Surabaya (Jalur Pantura). Disamping Pasar Grosir juga banyak dijumpai Rumah Batik dan Kerajinan yang tersebar ke beberapa daerah di Kota Pekalongan.

3. Kampung Batik

Di Kota Pekalongan terdapat 2 kampung atau desa yang masuk dalam kategori Desa Wisata Nasional yaitu Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Pesindon. Selain itu Kota Pekalongan juga mempunyai Kampung Pusat Produksi Tenun ATBM dan Batik yaitu Kampung atau Desa Medono.

1) Kampung Batik Kauman

Kampung Batik Kauman terletak di Kecamatan Timur Kota Pekalongan. Kampung Batik Kauman sudah berdiri sejak puluh tahun yang lalu dan diperkirakan merupakan kampung pertama yang ada di kawasan Kota Pekalongan, mengingat banyak ditemukannya rumah – rumah kuno peninggalan jaman dahulu dan adanya masjid jami’ yang didirikan sekitar tahun 1852.

Salah satu bukti kauman sebagai kampung batik tertua adalah ditemukannya Batik Encim yang coraknya merupakan perpaduan antara batik Arab dan India (Jlamprang) dengan batik pengaruh Cina.

Pada Tahun 2007, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan Kauman Kota Pekalongan sebagai Kampun Batik Kauman. Sejak ditetapkan, Kampung Batik Kauman terus mengalami perkembangan yang signifikan dan telah mempunyai banyak showroom, kios maupun toko yang menjajakan hasil produksi batik dan kerajinan khas batik lainnya, seperti : tas, sandal, sepatu, dompet dan asesoris lainnya. Perekonomian di sekitar Kampung Batik Kauman juga mengalami kemajuan terlihat banyak industri perhotelan/homestay, supermarket/mall dan rumah makan/restoran.

Pembangunan infrastruktur banyak dibangun untuk mendukung produktifitas seperti IPAL untuk mengatasi limbah batik, teknologi informasi (internet), sarana

pembelajaran batik dan lain sebagainya. Dan akhirnya pada tahun 2012 Kampung Batik Kauman memperoleh penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik di Indonesia.

2) Kampung Batik Pesindon

Kampung Batik Pesindon adalah sebuah Perdukuhan yang wilayahnya terletak di Kelurahan Kergon. Kampoeng Wisata Batik Pesindon tidak hanya menyediakan beragam jenis batik namun juga memotret langsung ke jantung produksi. Pengunjung bisa menyaksikan pembuatan batik. Bukan hanya batik dengan kualitas karya seni tinggi namun juga pendidikan membatik dan pengetahuan social culture pembatik Pekalongan.

Sebanyak 33 showroom dan produsen batik akan memanjakan pengunjung. Tiap showroom akan dilengkapi dengan tempat istirahat dan singgah bagi para tamu yang menjamin kenyamanan dibandingkan belanja di toko pada umumnya. Pengunjung juga bisa langsung menuju ke rumah-rumah produksi batik bahkan langsung ke dapur produksi.

Di kampung Batik juga dilengkapi Kantor Sekretariat, telecenter atau sarana internet yang tidak hanya difungsikan sebagai pusat promosi dan komunikasi warga namun juga media untuk memudahkan transaksi hingga ke manca negara, tempat ibadah, area parkir, dan becak batik sebagai sarana transportasi bagi pengunjung yang ingin jalan-jalan menikmati suasana Kampung Pesindon.

3) Kampung Pusat Produksi Tenun ATBM dan Batik Medono

Tenun merupakan salah satu potensi yang dimiliki Kota Pekalongan selain batik. Kampung Pusat Produksi Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan Batik Medono menghasilkan kain tenun ATBM dan beragam produk kerajinan interior rumah, seperti korden, taplak meja, karpet, serta keset. Sebagian perajin memproduksi handuk dan kain ihram.

Produk tenun ATBM Medono tidak hanya diminati pasar lokal dan nasional, tetapi juga konsumen internasional. Produk-produk tenun, misalnya, serbet makan dan syal yang dihasilkan perajin tenun diekspor ke sejumlah negara, antara lain Perancis, Amerika, Hongkong dan Malaysia.

4) Kampung Canting Landungsari-Kebulen

Sebagai pusat industri Batik, tentunya berbagai kebutuhan dan usaha terkait batik ikut berkembang di Kota Pekalongan. Mulai dari bahan, peralatan, mesin hingga transportasi. Salah satu peralatan yang paling dibutuhkan untuk membuat Batik adalah canting. Canting terdiri dari 2 jenis, yaitu canting cap dan canting tulis.

Pengrajin canting di Pekalongan paling banyak terpusat di Kelurahan Landungsari dan Kebulen. Para pengrajin tersbut pada umumnya adalah generasi ke-tiga yang secara turun-temurun mewarisi keahlian membuat canting dari para pendahulunya. Proses pembuatan/pengerjaan canting cap batik tergantung tingkat kerumitan motifnya.

Untuk motif sederhana bisa selesai dalam 2 hingga 5 hari, namun untuk motif yang rumit membutuhkan waktu hingga 1 (satu) bulan. Adapun harga canting cap berkisar antara Rp. 100.000 s/d Rp. 3.000.000. Semakin halus motifnya semakin lama proses pembuatannya dan semakin mahal harganya. Canting cap batik dalam pembutannya membutuhkan tingkat ketelitian, ketelatenan dan kesabaran yang sangat tinggi agar menghasilkan sebuah karya seni yang bagus. Bahkan kini, canting cap tidak hanya dipandang sebagai alat membatik saja, namun sebagai karya seni yang indah untuk hiasan dan souvenir.  


Wisata Pantai

1. Wisata Bahari PPNP

Wisata bahari Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP), adalah suatu kompleks wisata laut milik Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang berada di Kota Pekalongan. Kompleks ini diresmikan pada Juli 2006 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi.

Wisata bahari PPNP berada di pesisir pantai Kota Pekalongan, tepatnya di Jl. WR Supratman No.1 Komplek Perlabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Kawasan wisata ini menawarkan pemandangan pantai, laut serta muara sungai Pekalongan. Pengunjung dapat menyewa perahu wisata untuk berkeliling pantai serta menyaksikan koleksi ikan laut di akuarium, memancing atau bersantai di anjungan atau taman bermain.

Fasilitas di Wisata Bahari PPNP Antara lain : Gerbang/gapura Wisata Bahari, Area Wisata Bahari seluas 10.000 m2, Taman bunga/pohon rindang dilengkapi dengan nama pohon dan deskripsinya, Taman bermain anak-anak. Terdapat pula Gedung Aquarium 3 (tiga) lantai :

1) Lantai 1 Aquarium laut dan air tawar, (ber- AC), berisi berbagai jenis ikan lengkap dengan nama dan diskripsinya.

2) Lantai 2 Ruang Iptek seluas 150 m2 berisi miniatur kapal dan alat tangkap ikan, buku-buku hasil penelitian.

3) Lantai 3 ruang terbuka seluas 150 m2 untuk view kelaut (gardu pandang atas).

2. Pasir Kencana

Obyek Wisata Pantai Pasir Kencana merupakan Obyek Wisata Utama yang dimiliki Pemerintah Kota Pekalongan. Terletak berbatasan dengan Tempat Pelelangan Ikan atau Pelabuhan Perikanan Nusantara di Pantai Utara Jawa, dengan jarak tempuh 4,5 Km dari kota / stasiun kereta api, luas lahan pantai ini adalah 1,5 Ha. Obyek Wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan.

Fasilitas yang tersedia adalah mainan anak-anak dan taman bermain, panggung terbuka, koleksi satwa, bangku dan taman untuk bersantai, Becak Air, Cafe/ warung makan, Musholla, toilet dan Kamar Mandi Bilas, serta lahan parkir. 

Obyek Wisata lain yang ada disekitar Pantai Pasir Kencana adalah adanya Krematorium, Pura dan tambak-tambak ikan serta Aquarium Ikan Laut yang ada di Pelabuhan Perikanan. Disini pengunjung dapat bersantai sambil menyaksikan matahari terbit / terbenam, aktivitas nelayan dan perahunya, bermain di taman, memancing, olah raga pantai atau sekedar menghirup udara pantai yang segar.  

3. Slamaran Indah

Pantai Slamaran Indah adalah potensi daya tarik wisata alam pantai yang masih alami. Terletak di sebelah timur Pantai Pasir Kencana, dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, dapat dicapai lewat muara pelabuhan dengan perahu pesiar dan lewat jalur darat dengan menggunakan angkutan umum sekitar 5 Km dari pusat kota atau terminal bus Kota Pekalongan. Sebagai destinasi wisata, Pantai Slamaran memiliki pemandangan yang sangat indah, udara yang segar dan dapat pula disaksikan terbit dan terbenamnya matahari sehingga sangat menarik untuk dikunjungi.

Luas lahan Pantai Slamaran Indah sekitar 3,5 Ha, dilengkapi fasilitas lahan parkir yang luas, rumah makan, warung makan serta perahu sewa yang siap mengantarkan pengunjung berkeliling di sekitar Pantai Slamaran.

4. PIM / Mangrove Park

Uraian Proyek

Salah satu potensi alam di Kota Pekalongan adalah memiliki garis pantai yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Di antaranya adalah kawasan mangrove yang dimiliki Kota Pekalongan. Dalam beberapa contoh pengembangan ekosistem Mangrove di Indonesia, dapat juga dikembangkan menjadi obyek wisata edukatif dan obyek wisata keluarga yang turut meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Selain itu dengan adanya ekosistem Mangrove, terjadi pula peningkatkan kualitas biota laut yang sangat menguntungkan para nelayan di kawasan sekitarnya.

Kondisi Eksisting

pengembangan kawasan mangrove ini disamping sebagai wisata bahari juga sebagai sarana edukasi keluarga dan sebagai fasilitas untuk penyelamatan lingkungan serta mitigasi bencana. Fasilitas infrastruktur yang ada antara lain :

1) Gedung Pusat Restorasi Pembelajaran Mangrove

Adalah tempat penyuluhan pembelajaran sekaligus pusat informasi yang menarik bagi pengunjung karena dilengkapi beberapa fasilitas sarana pembelajaran berupa: meeting room, kantor sekretariat, replikasi ekosistem mangrove serta perpustakaan/taman bacaan masyarakat.

 2) Shelter

Dapat digunakan sebagai tempat beristirahat para pengunjung sambil menikmati keindahan mangrove serta sejuknya angin pesisir Pekalongan.

3) Pembibitan Permanen Dan Semi Permanen

Merupakan tempat praktek pembibitan mangrove seperti : Avicennia lanata Ridley, Avicenniamarina, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata Blume, Rhizophora mucronata Lam, Rhizophora stylosa Griff bagi kelompok masyarakat pencinta lingkungan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

4) Jogging Track

Pola jalan untuk pejalan kaki (pedestrian ways) ini sebagai jalur sirkulasi bagi pengunjung untuk dapat menikmati pemandangan sekitar kawasan dan beberapa sarana rekreasi yang direncanakan.

5) Kapal Wisata Katamaran

Fasilitas penunjang sebagai sarana ekowisata mangrove untuk memantau kawasan dan perkembangan mangrove. Kapal ini merupakan bantuan langsung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diserahkan pengelolaanya kepada POKMASWAS.

6) Ekonomi Produktif

Merupakan fasilitas budidaya seperti : kepiting soka, budidaya rumput laut dan silvofishery (tumpang sari antara ikan/udang dan mangrove).

7) Fasilitas Lainnya

Green belt, (sabuk hijau pantai), Gardu Pandang, hamparan hutan mangrove dan Lahan Parkir.

Aspek Pasar

Pekalongan adalah kota tua yang terletak di jalur Pantura yang strategis sebagai salah satu Kota Tujuan Wisata. Saat ini Kota Pekalongan terkenal sebagai pusat produksi batik sehingga wisatawan tidak hanya ber-wisata belanja tetapi dapat menikmati keindahan pantai di Kota Pekalongan melalui Pekalongan Mangrove Park (PMP).

Pembangunan infrastruktur sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan kawasan Pekalongan Mangrove Park, diantaranya adalah : jaringan jalan, irigasi, telekomunikasi dan listrik. Fasilitas lain yang dapat dikembangkan seperti : homestay, restouran, wahana air, area adventure atau outbond.

Potensi dan peluang lainnya di antaranya adalah : Pembelajaran ekosistem mangrove, pesisir dan kelautan, kolam pemancingan, jasa pemotretan komersial (pre-wedding, iklan dsb), penjualan souvenir dan kuliner.

Aspek Keuangan

Nilai Investasi untuk pengembangan kawasan Pekalongan Mangrove Park (PMP) diperkirakan mencapai Rp 44.308.500.000,00

Aspek Legal

Lahan sebagian sudah dimilki Pemerintah Kota dan sebagian lagi masih milik swasta/warga sekitar.


Wisata Budaya

1. Tradisi Syawalan / Lopis Raksasa

Kota Pekalongan kaya dengan acara Budaya Tradisional. Tradisi ini tetap terpelihara secara turun temurun dalam kurun waktu yang panjang. Para wisatawan yang kebetulan berkunjung bertepatan dengan penyelenggaraan acara-acara tradisional ini, bisa ikut menyaksikan jalannya upacara yang cukup menarik dan unik. Beberapa acara tradisi ini diantaranya adalah SYAWALAN / KRAPYAKAN ( Lopis Raksasa ).

Syawalan merupakan tradisi masyarakat Kota Pekalongan khususnya masyarakat daerah Krapyak di bagian utara Kota Pekalongan, yang dilaksanakan pada setiap hari ketujuh sesudah Hari Raya Idul Fitri. Hal paling menarik dalam pelaksanaan tradisi ini adalah dibuatnya Lopis Raksasa yang ukurannya mencapai tinggi 2 meter diameter 1,5 meter dan berat mencapai 225 Kg. Setelah acara do’a bersama, Lopis Raksasa kemudian dipotong oleh Walikota Pekalongan dan dibagi-bagikan kepada para pengunjung.

Para perngunjung biasanya berebut untuk mendapatkan Lopis tersebut yang maksudnya untuk mendapat berkah. Pembuatan Lopis dimaksudkan untuk mempererat tali silahturahmi antar masyarakat Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya, hal ini diidentikkan dengan sifat Lopis yang lengket. 

Masyarakat Krapyak juga biasanya menyediakan makanan ringan dan minuman secara gratis kepada para pengunjung. Jumlah pengunjung pada tradisi ini mencapai ribuan orang yang berasal dari seluruh Kota Pekalongan dan sekitarnya. Setelah pembagian Lopis selesai, biasanya para pengunjung berbondong-bondong ke Obyek Wisata Pantai Slamaran Indah untuk berlibur bersama keluarga sekedar menikmati kesegaran udara pantai atau menikmati meriahnya hiburan gratis yang telah dipersiapkan masyarakat Krapyak sebelumnya. 

2. Pek Cun

Tradisi Pekcun diselenggarakan oleh umat Konghucu yang ada di Kota Pekalongan dan sekitarnya. Biasanya tradisi Pekcun dilaksanakan di Obyek Wisata Pasir Kencana. Ritual ditandai dengan dikirabnya sesaji dengan diiringi Barongsay. Kemudian dilanjutkan dengan doa di altar sesaji dan sedekah laut yang melarung sebuah replika perahu. Selain itu ada juga lomba menegakkan sebuah telur ayam diatas meja. 

Menurut kisahnya Pek cun memiliki makna seratus perahu. Ritual ini untuk mengenang menteri Khut Guan yang yang jujur penuh cinta kasih namun malah disingkirkan oleh teman-temanya hingga akhirnya memilih menceburkan diri ke sungai. Kepergian menteri jujur tersebut membuat teman-temanya mencarinya di sungai dengan menggunakan ratusan perahu hingga dikenal dengan Pekcun. 

Tradisi pekcun di Kota pekalongan sudah menjadi agenda pariwisata di Kota pekalongan. Meski terkait dengan agama Konghucu namun acara ini juga melibatkan kelompok masyarakat lain. 

3. Nyadran / Sedekah Laut

Tradisi Sedekah Laut / Nyadran banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Pekalongan yang biasa disebut Tradisi Nyadran. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat nelayan Kota Pekalongan setiap bulan Syuro sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil laut yang melimpah. Pada tradisi ini para nelayan bersama masyarakat mengadakan Ritual Sadranan dengan menghias kapal-kapal nelayan yang berisi sesaji antara lain Kepala Kerbau, aneka jajan pasar, wayang Dewi Sri dan Pandawa Lima, aneka mainan anak-anak, serta setelah melalui beberapa prosesi dan do’a selamatan kemudian dibawa ketengah laut untuk dilarung yang diawali pelarungan Kepala Kerbau oleh seorang Tokoh Spiritual. 

Isi perahu yang telah dilarung akan menjadi rebutan anak-anak nelayan dengan harapan mendapat barokah dari Allah SWT melalui barang-barang yang dilarung tersebut. 

Pada saat yang bersamaan diselenggarakan juga Ritual Pementasan Wayang Kulit dengan cerita Bedog Basu yang menceritakan terjadinya ikan di darat dan di laut, serta berbagai kegiatan lomba olahraga, kesenian dan kulirner ikan hasil tangkapan nelayan. 

4. Festival Kostum Karnaval Batik

Pekalongan sebagai Kota Batik dan sebagai pioneer Kota Kreatif dunia terus berupaya menunjukkan kreatifitas di bidang batik. Salah satu event yang diselenggarakan secara rutin bersamaan dengan Pekan Batik adalah Festival Kostum Karnaval Batik.  

Festival ini merupakan lomba kreatifitas kostum karnaval berbahan batik oleh masyarakat dari berbagai kategori, yaitu SD, SLTP, SLTA dan Umum yang terdiri dari perguruan tinggi, pengusaha batik, pengusaha hotel dan rumah makan, perbankan dan Instansi Pemerintah. Festival ini diselenggarakan sejak tahun 2011 dan tiap tahunnya mengusung tema yang berbeda-beda. 

Hal yang paling membedakan dari karnaval Batik Pekalongan adalah bahan baku yang terdiri dari bahan alam dan bahan batik asli. Sebelum dilaksanakan karnaval, peserta akan dilatih dalam bentuk workshop mulai dari teknik menggambar, rancang busana, make up hingga cara berjalan di panggung. Peserta akan melakukan karnaval dari Alun-alun Pekalongan hingga kawasan Jetayu sejauh 2 kilometer. Pemenang karnaval biasanya akan dipentaskan di kegiatan seni budaya di dalam dan luar kota. Festval ini semakin menarik bagi wisatawan karena biasanya diselenggarakan bersaman dengan Pekan Batik Internasional/ Pekan Batik Nusantara. Pada Karnaval ini juga sekaligus dilaksanakan Parada budaya Kota Pekalongan yang diikuti olh seniman dan komunitas kesenian se-Kota Pekalongan. 

5. Pawai Cap Gomeh

Cap Go Meh merupakan lambang hari kelima belas dan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum mingran Tionghoa yang tinggal di luar China. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang bila diartikan secara harafiah bermakna 15 hari atau malam setelah Imlek. Cap memiliki arti sepuluh, Go adalah lima, dan Meh berarti malam. Cap Go Meh juga sering disebut Yuan Hsiao Cieh atau Shang Yuan Cieh dalam bahasa Mandarin. 

Perayaan ini awalnya dirayakan oleh Dinasti Xie Han (206 SM – 221 M), sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai-yi, dewa tertinggi di langit. Upacara ini dirayakan secara rutin setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut penanggalan bulan yang merupakan bulan pertama dalam setahun. Sebelum Dinasti Han berakhir, upacara ini dahulunya dilakukan secara tertutup, dan hanya untuk kalangan istana. Pun perayaan ini belum dikenal secara umum oleh masyarakat China. Upacara ini harus dilakukan pada malam hari, maka harus disiapkan penerangan dengan lampu-lampu dari senja hari hingga keesokan harinya. Inilah yang kemudian menjadi lampion-lampion dan lampu-lampu berwarna-warni yang menjadi pelengkap utama dalam perayaan Cap Go Meh.  

Pemasangan lampion tersebut bertujuan untuk mengusir hama dan binatang perusak tanaman. Kala itu, para petani juga akan mengamati perubahan api pada lampion, untuk mengetahui cuaca sepanjang tahun kedepan. Cap Go Meh dirayakan di beberapa wilayah di Indonesia, yang terbesar adalah di Singkawang. Di Kota Pekalongan sendiri, perayan Cap Gomeh biasanya dipusatkan di kawasan jalan Blimbing, kemudian pawai berjalan ke Jalan Bandung, Jalan Diponegoro, Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Sultan Agung. 

6. Pawai Panjang Jimat

Seiring berkembangnya waktu, Pekalongan menjadi kota yang kental akan budaya. Ribuan orang dari berbagai komunitas ikut memeriahkan Pawai Panjang Jimat di Pekalongan. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Kanzus Sholawat. Acara yang sangat meriah ini diorientasikan untuk menyatukan serta membangun kerukunan antar dan internal umat beragama. Tak kalah pentingnya adalah untuk memupuk rasa memiliki masyarakat terhadap tokoh dan para pemimpinnya, disemua level dan tingkatan. Karena para tokoh, dan pemimpin itulah sejatinya ‘Jimat’ dari suatu bangsa khususnya masyarakat Kota Pekalongan.  

Acara pawai panjang jimat ini sudah di selenggarakan hampir tiap tahun. Panjang Jimat itu bukan nyembah jimat. Jimat asal kata dari 'azimah dalam bahasa arab yang artinya tekad. Jadi maksudnya adalah memperbaharui tekad kita dalam beribadah, dan berjuang untuk tanah air ini, mengenang dan mentauladani Rasulullah, Ulama dan Orang-orang sholih, supaya kita ga lupa asal-usul kita, kita Islam dengan sebab siapa, dari mana. syukuri itu semua dengan mensyukuri siapa yang menjadikan sebab Islamnya kita. Islam kita itu dari Orang tua, kakek, buyut dan terus ke atas sampai para ulama atau Wali Songo yang membawa Islam ke tanah air ini. 

Versi yang lebih lengkap menyatakan bahwa Panjang Jimat artinya Panjang itu sePANJANG masa hidup dan Jimat itu siJI yg di ruMAT/satu yg dirawat yaitu kita umat islam yang dirawat itu 2 khalimah syahadat. Jadi arti Panjang Jimat, kita sebagai umat islam harus menjaga dan merawat 2 khalimah syahadat sepanjang hidup kita.Tujuannya untuk mengajak generasi muda untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Oleh sebab itu dalam kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh satu golongan agama saja, tapi juga ada dari non muslim, berbagai etnis dan bermasam profesi.

Dalam kirab tersebut, pada barisan paling depan adalah rombongan pembawa bendera Merah Putih. Rombongan tersebut terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Polri. Sedangkan di belakang rombongan pembawa bendera, ikut mengiringi aneka atraksi ditampilkan oleh peserta pawai. Berbagai grup marching band dari beberapa sekolah di Kota dan Kabupaten Pekalongan dan Batang, barisan anggota Banser, IPNU-IPPNU, barongsai dan beberapa dari ormas kepemudaan lain yang ikut meramaikan pawai ini.

Pawai panjang jimat ditampilkan setiap menjelang kegiatan peringatan maulid yang diadakan Kanzus Sholawat. Momentum peringatan maulid di samping untuk meningkatkan rasa cinta kepada Rasulullah, juga meningkatkan rasa kebersamaan dalam kedamaian sesama ummat manusia di muka bumi ini. Simbol simbol budaya yang ditampilkan dalam pawai ini adalah sebagai perekat kerukunan ummat, sehingga kita tidak mudah dicerai beraikan oleh kepentingan kelompok yang menginginkan Indonesia pecah.

Pawai biasanya dimulai sejak pukul 13.00 siang, diawali dari Stadion Kraton menyusuri Jalan Kemakmuran, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, Jalan Hayamwuruk, Jalan dr. Cipto dan berakhir di Jalan dr. Wahidin Pekalongan. Tidak hanya Pawai Panjang Jimat saja, biasanya pada pelaksanaan Maulid Nabi di kanzus Sholawat memiliki beberapa rangkaian acara diantaranya ada nikah masal, pembacaan Rhotibul Qubro, Pawai Merah-Putih, Khotmil Quran, dan puncak acara Maulid Akbar, serta pertemuan Mursyid se Indonesia.

7. Wisata Heritage/ Cagar Budaya

Kota Pekalongan merupakan warisan budaya masa lalu dan sebagai Ibukota Karesidenan pada jaman kolonial sampai dengan masa kemerdekaan yang mempunyai banyak peningalan - peninggalan bersejarah berupa gedung Pemerintahan pada masa kolonial berupa Kantor Pembantu Gubernur/Residen, Rumah Dinas Pembantu Gubernur/Residen, Lembaga Pemasyarakatan, Kantor Pelabuhan, Kantor Pos dan Giro, Stasiun Kereta Api, Tempat-tempat Ibadah berupa Masjid Kuno Jami’, Masjid Sapuro, Klenteng Pho An Tian, Rumah Adat Pekalongan, Rumah Pecinan.

Peninggalan bersejarah tersebut diatas merupakan Potensi Pariwisata Kota Pekalongan yang harus terus dikembangkan sebagai daya tarik wisatawan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Dengan menyaksikan bangunan-bangunan kuno tersebut kita seakan dibawa bernostalgia pada nuansa dan suasana masa lalu. Apalagi di Kota Pekalongan terdapat komunitas heritage yang senantiasa mengangkat tema wisata heritage dan memberikan pengetahuan kepada para pelajar tentang sejarah di Kota Pekalongan.


Wisata Religi

1. Ziarah Makam / Khaul Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas

Pekalongan merupakan salah satu kota penting dalam penyebaran agama Islam di Pesisir Pulau Jawa. Tidak heran tokoh Islam yang berpengaruh dan dimakamkan di Kota Pekalongan. Salah satunya adalah Sayid Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas beliau adalah seorang Ulama Besar yang semasa hidupnya sangat berjasa dalam merintis pendirian Pondok Pesantren di Pulau Jawa.  

Sebagai seorang ulama, salah satu ide cemerlang beliau adalah mendirikan Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah secara klasikal pertama di Kota Pekalongan. Sayid Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas wafat tahun 1929 M. Makam beliau terletak di Jalan Irian Kelurahan Sapuro, Kecamatan Pekalongan Barat, sekitar 1000 Meter dari terminal bus Kota Pekalongan. Di Komplek Pemakaman juga terdapat Masjid Tua bernama ’MASJID AULIA” yang dibangun pada tahun 1113 H / 1714 Masehi. 

Para pengunjung adalah mereka yang ingin melakukan ritual ziarah makam, biasanya datang pada hari Kamis dan Jum’at. Jumlah pengunjung mencapai puncaknya setiap tanggal 14 Sya’ban / Ruwah dimana diadakan acara Sya’banan atau lebih dikenal dengan istilah “KHAUL” , ziarah makam dibuja untuk umum setiap hari, pengunjung datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Jumlah pengunjung makam sulit untuk diketahui secara pasti, pada setiap Khol jumlah pengunjung bisa mencapai ribuan orang.  

Fasilitas yang tersedia bagi pengunjung di komplek makam ini adalah lahan parkir cukup luas, Masjid, Penginapan, Rumah Makan, Pedagang Souvenir dan lain-lain. 


Wisata Kuliner

Selain terkenal dengan Batiknya, Pekalongan juga memiliki kuliner yang khas dan sayang untuk dilewatkan. Berikut beberapa contoh Kuliner khas Pekalongan yang layak dicoba.

1. Sego Megono

Megono bisa jadi berasal dari kata ‘mergo’ atau sebab dan ‘ono’, artinya ada. Megono berbahan dasar nangka muda dan kelapa. Jika nangka muda sulit didapat, maka tanpa mengurangi nikmatnya rasa megono, rebung atau tunas bambu dijadikan penggantinya. 

Pada masa lalu, megono umumnya hanya bisa dijumpai di warung-warung makan kelas menengah ke bawah sepanjang pantura dari Pekalongan hingga Batang. Namun, kini telah diadopsi bersama Soto Pekalongan, dapat ditemui di beberapa restoran di Semarang, Jakarta juga kota besar lain. Membuat megono tak terlampau rumit. Nangka muda yang telah dicacah hingga kecil-kecil direbus. Setelah matang dicampur dengan bumbu urap yang terdiri dari parutan kelapa dan bumbu dapur yang dihaluskan seperti bawang putih, bawang merah, cabe, jeruk purut, kencur dan garam.  

Menghidangkannya pun cukup sederhana, yaitu nasi putih langsung diberi taburan megono. Meski tergolong sederhana dan lazimnya jadi lauk masyarakat akar rumput di pekalongan, megono layak anda coba. Selamat berkelana mencari megono di pantura 

2. Garang Asem

Makanan sejenis rawaon tetapi lebih bening dan berasa lebih asam dan pedas. Biasanya kuahnya ditambah banyak tomat dan didalamnya dicampur dengan daging yang biasanya adalah daging kerbau disajikan dalam keadaan panas dan disertai dengan telur rendang. Salah satu tempat terkenal yang menyajikan makanan khas ini adalah Rumah Makan Masduki di Alun-alun lama Kota Pekalongan yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekalongan. 

3. Tauto

Tauto pekalongan adalah soto dengan bumbu tauco. Soto asal Pekalongan ini memang menggunakan taoco manis sebagai bumbunya. Untuk isinya tauto menggunakan daging sandung lamur, telur rebus dan emping. Sajikan dengan taburan bawang goreng, daun seledri dan perasan air jeruk nipis. 

Penyajian tauto cukup sederhana, hanya berisi dengan bihun putih, daun bawang, bawang merah dan kuah sotonya. Setelah semuanya dicampur, baru kemudian ditambahkan dengan tauto nya, yaitu kedelai yang telah dimasak dan dihaluskan. Dengan tambahan bumbu kedelai ini, kuahnya bertambah harum dengan cita rasa yang khas. Rupanya hal inilah yang membedakan dengan soto-soto lainnya yang ada. Sebagai menu pelengkap biasanya tersedia tempe dan tahu goreng khas Pekalongan. 

4. Kluban

Kluban itu makanan warga Pekalongan , khususnya di wilayah Kabupaten Pekalongan , seputar Kec. Kedungwuni, Pekajangan , Wonopringgo pada sore hari menjelang Magrib dan setelah maghrib. Kluban itu Urapan terdiri dari Kacang panjang, taoge, Kol, bayam atau kangkung dengan bumbu Mboksiyah = lombok trasi uyah (garam ), di tambah kencur dan di urap bersama parutan kelapa. Kluban biasanya dicampur dengan Bothok atau Pindang tetel. 

Bothok itu sayur Lodeh yang biasanya berisi Tahu dan Bongkrek (oncom) dengan santen encer trus di guyurkan ke sepincuk (daun pisang yang di lipet dan di semat lidi untuk tempat Kluban). Kluban Bothok dan Kluban Pindang tetel biasanya jadi makanan yang di kangenin warga Pekalongan di luar kota setiap lebaran tiba.

5. Kripik Tahu

Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong jenis makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering renyah (crispy). Keripik memang cemilan yang cukup digemari masyarakat kita, mulai dari anak – anak hingga ke orang tua. Makanan ringan yang gurih dan renyah ini memang cocok menjadi cemilan / teman saat berkegiatan, serta dapat pula dimakan sebagai pengganti lauk pauk.

Jika Anda ingin mencicipi keripik tahu ini, cobalah berkunjung ke Pekalongan.

Di daerah Pekalongan, keripik tahu sudah menjadi cemilan khas daerah sebagai salah satu alternatif makanan ringan yang sehat dan alami. Di toko makanan atau oleh-oleh di Pekalongan, keripik tahu biasanya dipajang di etalase bersama jajanan lainnya. Seperti halnya keripik tempe, keripik tahu tak hanya renyah, namun juga menyehatkan karena terbuat dari bahan alami, yaitu kedelai. Prosesnya juga dilakukan secara alami tanpa bahan pengawet atau kimia.

SEKTOR INDUSTRI

Industri manufaktur dikelompokkan ke dalam 4 golongan berdasarkan banyaknya pekerja, yaitu: industri besar (100 orang pekerja atau lebih), industri sedang/menengah (20–99 orang pekerja), industri kecil (5–19 orang pekerja), dan industri mikro (1–4 orang pekerja).

Berdasarkan nilai investasi, industri bisa dibedakan menjadi industri besar yaitu >5 Milyar Rupiah, industri menengah >200 juta Rupiah ≤ 5 Milyar Rupiah, dan industri kecil ≤ 200 juta Rupiah. 

Pada tahun 2021, Perkembangan Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Kota Pekalongan mengalami Trend menurun selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 13,79 % dibandingkan tahun 2020. Penurunan ini diakibatkan karena industri banyak yang terdampak oleh Covid-19. Dari Jumlah tersebut sebanyak 18 Perusahaan masuk ke Golongan Industri Besar dan 57 Perusahaan Masuk ke Industri Sedang.

Berdasarkan perngkategorian klasifikasi KBLI maka dapat dilihat bahwa Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Kota Pekalongan pada tahun 2021 bergerak di 8 Subsektor Industri Pengolahan.


1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor industri prioritas yang menjadi andalan masa depan. Untuk itu, di tahun 2016, laju Pertumbuhan Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka ditargetkan naik 6,33% dan memberi kontribusi sebesar 2,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. “Sektor Industri TPT akan terus menguat karena sifatnya yang padat karya dan menjadi 'Jaring Pengaman Sosial' yang mendukung pendapatan penduduk. Di lapangan industri pakaian menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan Tenaga kerja.

Saat ini industri TPT menempati ranking 3 ekspor nasional dan menyerap tenaga kerja hingga 2,79 juta orang dengan hasil produksi yang mampu memenuhi 70% kebutuhan sandang dalam negeri. Sepanjang tahun 2015, sektor TPT telah memberikan kontribusi 1,22% terhadap PDB Nasional dan surplus eskspor sebesar USD 4,31 miliar. Nilai ekspor TPT sendiri mencapai USD 12,28 miliar, atau berkontribusi sebesar 8,17% dari total nilai ekspor nasional. Industri TPT juga memiliki andil besar dalam menyumbang devisa negara. Total investasi di sektor tersebut pada 2016 mencapai Rp 7,54 triliun. Tercatat sektor TPT menyumbang 5,05% investasi PMA dan 3,07% investasi PMDN.

Kota Pekalongan pada tahun 2016 mencatat realisasi ekspor untuk komoditi ini mencapai US$ 6.270.212,- atau sekitar Rp 83,694 Milyar dengan volume mencapai 748.261 kg. Komponen komoditi tekstil yang diekspor tersebut terdiri dari : Sarung Batik, Sarung Palekat, Garmen, Garmen Batik, Ladies Dress, Material Fabric, Man’s Shirt, Veil, Ladies Blouse, Sajadah, Bed Cover, Bed Sheet, Polyester Fabric, Textile Fabric.

Meski kinerja industri tekstil sempat menurun 4,79% pada tahun 2015 akibat krisis ekonomi global, peluang pertumbuhan tahun ini masih sangat besar. Ini dikarenakan Indonesia dapat merespons krisis global secara tepat dan sudah mulai menunjukan perbaikan di sisi ekonomi nasional. Terlebih lagi, kelas menengah yang menjadi lokomotif konsumsi nasionalmenyumbang cukup banyak pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, ketika pasar dunia tengah melemah, pasar domestik masih menjadi potensi besar.

Sejumlah tantangan masih akan dihadapi pelaku usaha TPT, misalnya para pekerja yang belum banyak tersertifikasi sesuai keahliannya sehingga menghambat kemapuan penelitian dan pengembangan di sektor industri tersebut. Karenanya, Pemerintah Kota Pekalongan mendirikan sekolah Akademi Komunitas Negeri (AKN) yang berkedudukan di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 30 Pekalongan sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kerja industri tekstil yang kompeten dan berdaya saing.

2. Industri Teh dan Minuman Teh

Para pengusaha teh, batik, handycraft dan ikan, yang sudah menjadi komoditas andalan di Kota Pekalongan diharapkan mampu meraih peluang pasar di dalam negeri dan menembus pasar internasional, serta siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Diantara Perusahaan Teh yang telah beroperasi di Kota Pekalongan, diantaranya adalah :

1) PT. Sari Melati Sejahter (Teh Jawa)

2) PT. Laksana Sinar Bersama (Industri Teh)

3) PT. Baverly Hill (Teh Sepeda Balap)

4) Teh Dandang

5) Teh Bandulan

6) Teh Cangkir

7) Teh Enak

8) Teh 999

9) Teh Angon Bebek

10) Teh Nutu

11) Teh Arum Sari


SEKTOR PERDAGANGAN

Sektor Perdagangan memberikan sumbangan tertinggi terhadap struktur perekonomian di Kota Pekalongan yaitu sebesar 22,72%, sementara sektor Industri Pengolahan yang diharapkan sebagai sektor unggulan penunjang perekonomian sebesar 21,43% dan sektor Konstruksi sebesar 14,36% yang merupakan tiga besar penunjang struktur ekonomi di Kota Pekalongan.

Jumlah pasar di Kota Pekalongan yaitu 11 pasar, berada di Kecamatan Pekalongan Barat sebanyak 4 pasar, Pekalongan Timur 3 pasar, Pekalongan Selatan 3 pasar dan Pekalongan Utara 1 pasar. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka bertambah pula kebutuhan barang/jasa penduduk. Pada tahun 2015 jumlah pedagang di Kota Pekalongan mencapai 4.516 orang dan pada tahun 2016 menjadi 4.531 orang. Nilai realisasi ekspor Kota Pekalongan pada tahun 2016 sebesar US$ 19.081.546,65 meningkat 9,79% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 17.384.060,75.

 

 
 

1.     Batik

Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling populer di dan terkenal dari pekalongan adalah motif batik Jlamprang.

Batik Pekalongan banyak dipasarkan hingga ke daerah luar jawa, diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, hingga Makassar. Biasanya pedagang batik di daerah ini memesan motif yang sesuai dengan selera dan adat daerah masing-masing. Bahkan Batik Pekalongan sudah banyak yang diekspor ke berbagai negara, seperti Amerika, Australia, Jepang, Korea, Timur Tengah, Afrika dan negaran lainnya.

Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan jaman. Misalnya pada waktu penjajahan Jepang, maka lahir batik dengan nama Batik Jawa “Hokokai”, yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada umumnya batik jawa hokokai ini merupakan batik pagi-sore.

Pada tahun enampuluhan juga diciptakan batik dengan nama tritura. Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY diangkat muncul batik dengan motif ‘SBY’ yaitu motif batik yang mirip dengankain tenun ikat atau songket. Motif yang cukup populer akhir-akhir ini adalah motif Tsunami. Memang orang Pekalongan tidak pernah kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik.

Contoh motif dan corak Batik Pekalongan Corak Batik Pekalongan hampir sama dengan batik Yogyakarta, bedanya lebih atraktif dan berwarna cerah. Ciri-ciri motif batik asli pekalongan adalah:

1)  Ornament Khas Pekalongan

Motif batik asli Pekalongan memiliki ornament berbentuk tumbuhan dan burung garuda namun tidak ada cecek sawut atau cecek gori. Pengisian motif berupa cecek garis-garis atau cecek pitu. Detail cecek batik ala Pekalongan ini sangat menonjol sehingga garis pembentuk ornament motif terbentuk dari cecek-cecek pula. Salah satu merk batik halusan asli Pekalongan yang terkenal dengan permainan cecek adalah Oei Tjow Soen.

 

2) Motik Batik Jlamprang

Salah satu nama motif batik Pekalongan adalah Jlamprang yaitu motif batik berbentuk geometris. Motif ini dipengaruhi syiar agama Islam yang menghindari ornament berbentuk makhluk hidup. Namun adapula ahli sejarah yang berpendapat bahwa motif Jlamprang dipengaruhi kebudayaan Hindu Syiwa.


3) Motif Batik Liong

Motif Baju Batik Pekalongan sangat mirip burung Phoenix yaitu burung yang bulu sayap, kepala dan ekornya bergelombang serta ornament Liong yaitu naga berkaki sebagai pengaruh dari kebudayaan Cina


4) Motif Batik dengan Warna Cerah

Warna-warna kain batiknya cenderung cerah seperti merah, kuning cerah, biru muda, violet dan oranye terutama batik yang diproduksi di daerah pesisir Pekalongan.


5) Motif Batik Hokokai

Batik yang dibuat pada waktu zaman penjajajahan Jepang. Batik ini mengadopsi warna dan motif mirip kimono. Pada umumnya batik jawa hokokai ini merupakan batik pagi-sore.


6) Batik Lawasan

Batik lawasan merupakan batik berusia tua atau batik kuno. batik lawasan berasalal dari bahasa jawa “Batik” dan “Lawasan” dari kata lawas (tua). Batik lawasan juga dikenal dengan nama “Batik Lasem”. Batik Lawasan atau batik lasem mengacu pada batik yang berusia tua dengan motif klasik juga. Orang terkadang salah mengartikan batik lawasan padahal batik lawas.


7) Batik Buketan

Motif batik buketan ini berasal dari kata bahasa Perancis bouquet yang berarti rangkaian bunga. Motif ini mudah anda kenali karena motif dalam batik ini bergambar bunga, kupu-kupu, burung  hong, burung bangau, dan tumbuhan yang bersulur-sulur seperti tanaman yang tumbuh di Eropa. Gambar-gambar tersebut dirangkai dalam suatu rangkaian yang cantik, dengan warna yang indah.

Filosofi dari motif batik ini ialah kebahagiaan, keceriaan, kecantikan, kelembutan dan kemurnian. Maka, pembatik berharap agar si pemakai batik selalu tampak ceria dan bahagia. Batik motif buketan ini di suguhkan dengan warna yang cerah dan cantik, berbeda dengan warna batik Yogya dan Solo. Anda bisa menemukan warna merah, merah muda, biru, dan perpaduan warna yang elegan dan fresh.


8) Batik Encim

Salah batik tertua yang ada di Kota Pekalongan, tepatnya di Desa/Kampung Kauman. Corak dari Batik Encim ini merupakan perpaduan antara batik Arab dan India (Jlamprang) dengan batik pengaruh Cina.


2.     Perdagangan Barang (Retail)

Kota Pekalongan memiliki beberapa pusat perbelanjaan dari mall, pasar grosir hingga pasar tradisional. Berikut adalah pusat perbelanjaan modern yang ada di Kota Pekalongan :

1) Plaza Pekalongan (Matahari Department Store & Hypermart)

2) Transmart Pekalongan

3) Yogya Mall Pekalongan

4) Ramayana Pekalongan Square (Ramayana Dept. Store & Robinson)

 

Dan berikut adalah Pusat Perbelanjaan Tradisional yang ada di Kota Pekalongan :

1) Pasar Grosir Batik Setono

2) Pasar Induk Banjarsari

3) Pasar Induk Grogolan

4) Pasar Induk Banyu Urip

5) Pasar Pagi Keraton

6) Pasar Podosugih

7) Pasar Anyar

8) Pasar Kraton

9) Pasar Poncol

10)Pasar Klego

11)Pasar Induk Kuripan

 

1.   Ternak Itik

Uraian Proyek

Pengembangan ternak itik akan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Upaya pemeliharaan dengan pendekatan manajemen agribisnis yang tepat membantu tercapainya tujuan tersebut. Manajemen tersebut meliputi dukungan usaha produksi yang baik disertai dengan penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan ternak itik.

Kota Pekalongan mencoba untuk memenuhi kebutuhan telur itik di Jawa Tengah. Bila kita memperhatikan tentang penambahan income (pendapatan) dan perbaikan gizi masyarakat dari telur itik, maka peternakan itik mempunyai potensi yang cukup berarti dalam perekonomian rakyat. Pemerintah daerah berupaya untuk semakin mengembangkan ternak itik di Kota Pekalongan sebagai salah satu alternatif untuk menambah penghasilan dan diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran.

Kondisi Eksisting

Pekalongan yang terletak di kawasan pesisir utara Jawa Tengah merupakan wilayah perkotaan yang sangat strategis. Pengembangan itik di Kota Pekalongan sangat potensial dikarenakan karakteristik komoditas yang sesuai, LQ dan ROI yang tinggi maka sangat potensial untuk dikembangkan di daerah tersebut.

Usaha ternak itik di Kota Pekalongan mempunyai daya dukung yang baik, meliputi : 1) Ketersediaan bahan pakan, 2) Karakteristik penduduk sekitar pantai, 3) Berdekatan dengan daerah pemasaran (Jakarta, Semarang dan Kota besar lainnya).

Produksi telur itik di Kota Pekalongan pada sebanyak 557.072 pada tahun 2015. Dengan populasi itik mencapai 51.334 ekor. Sedangkan tahun 2016 ini mengalami penurunan populasi itik yang hanya mencapai 31.372 ekor.

Aspek Pasar

Peluang investasi usaha telur itik ini merupakan salah satu peluang investasi yang menjanjikan. Mengingat permintaan lokal dan daerah lain akan kebutuhan konsumsi itik dan telur di kalangan masyarakat semakin meningkat.

Aspek Keuangan

Jenis Usaha :

1) Pembibitan dan Penetasan

2) Pembesaran DOD Itik Jantan Potong

3) Pembesaran Itik Betina Petelur

4) Pengolahan Telur Asin

Diperkirakan Nilai Investasi mencapai Rp 300.000.000,-

Nilai B/C Ratio : 1,4

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama


2.   Penggemukan Sapi

Uraian Proyek

Usaha peternakan sapi di Indonesia pada umumnya berskala kecil sebagai usaha sampingan dan masih bersifat tradisional. Usaha penggemukan sapi memberikan keuntungan ganda seperti pertambahan berat badan dan hasil limbah berupa kotoran ternak yang dapat digunakan untuk pupuk kandang dan bahan bakar biogas. Selain itu ternak jg digunakan fungsinya sebagai tabungan dan memberikan kesempatan kerja.

Kondisi Eksisting

Dengan kebutuhan luasan lahan yang tidak terlalu besar, usaha penggemukan sapi masih sangat memungkinkan untuk diusahakan di Kota Pekalongan. Dengan luasan lahan kurang lebih 1 Ha, sudah cukup untuk usaha penggemukan sapi sebanyak 100 ekor secara profesional. Kebutuhan pakan hijauan (rumput) bisa dipenuhi dari sumber daya alam yang ada dan kebutuhan pakan konsentrat bisa didapat dari Kab. Batang, Kota Semarang atau Kab. Boyolali.

Melihat kondisi sumberdaya yang ada, usaha penggemukan sapi di Kota Pekalongan merupakan satu peluang investasi sektor agribisnis yang cukup prospektif. Peluang Investasi yang ditawarkan berlokasi di Kecamatan Pekalongan Selatan diantaranya seperti di Kelurahan Duwet, Yosorejo, Sokorejo, Kuripan, Baros dan Karang Malang.

Aspek Pasar

Keberadaan sapi potong di pasar ternak sangat bernilai ekonomis. Hal ini dapat diketahui dari besarnya ketimpangan permintaan terhadap jumlah pasokan daging yang ada. Kondisi ini terjadi baik dalam skala lokal, regional maupun nasional. Dari tahun ke tahun permintaan daging sapi terus mengalami peningkatan. Jumlah sapi yang dipotong di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Kota Pekalongan mencapai 5720 ekor pada tahun 2016. Sedangkan populasi sapi potong di Kota Pekalongan hanya 257 ekor. Konsumsi daging sapi di Kota Pekalongan perkapita pada tahun 2015 sebesar 14,35 kg/tahun.

(Sumber data : DinperpaKota Pekalongan)

Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi di bidang penggemukan sapi sangat menjanjikan untuk diwujudkan.

Aspek Keuangan


Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama

3) Pembinaan Peternakan dari Dinas Terkait

Kota Pekalongan yang mempunyai garis pantai sepanjang 6,15 km merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki Pelabuhan Perikanan yang cukup besar dengan type B, yang dilengkapi dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai pusat kegiatan dan transaksi hasil tangkapan ikan. Kedua fasilitas tersebut mendorong aktifitas perekonomian di Kota Pekalongan bergerak cukup baik, seperti perdagangan, pabrik es, pengolahan ikan, pergudangan, transportasi pengangkutan barang, maupun kegiatan ekonomi yang lain.

Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan laut, Kota Pekalongan memiliki potensi alam kelautan berupa produksi ikan laut yang dapat dikembangkan menjadi sumber pendapatan daerah dan mata pencaharian masyarakat, serta dapat diandalkan sebagai komoditas ekspor dalam bentuk produk olahan ikan laut. Potensi sumber daya perikanan di perairan bagian utara Kota Pekalongan didominasi sumber daya ikan kecil, yaitu ikan-ikan yang hidup di permukaan laut atau didekatnya, dan umumnya terdiri dari ikan-ikan yang berukuran relatif kecil seperti ikan kembung, ikan layar, ikan selar, ikan bentong, ikan lemuru, ikan tembang dan lain-lain. Namun, kendala musim menyebabkan produksi ikan laut tidak selalu memberikan hasil yang menguntungkan bagi masyarakat nelayan, dan usaha perikanan laut lainnya.

Sarana dan prasarana yang mendukung telah disiapkan Pemerintah Kota Pekalongan agar dapat menunjang usaha penangkapan, pendaratan sampai pelelangan ikan dan pengelolaan hasil tangkapan serta memperlancar rantai pemasaran.

Jenis Potensi Investasi di Sektor Perikanan dan Kelautan :


1.  Perikanan Tangkap

Selain kerajinan batik, salah satu potensi lain yang diandalkan Kota Pekalongan adalah sektor perikanan yang kini sempat “tenggelam” jika dibanding pada era 1990 hingga tahun 2002, yang produksi perikanan tangkapnya mampu mencapai 300 – 500 ton per hari, sedangkan kini hanya mampu sekitar 70 ton per hari.

Namun, dengan terpilihnya Kota Pekalongan dari 12 kota lainnya di Indonesia sebagai salah satu sasaran proyek minapolitan oleh Pemerintah, kini Pemerintah Daerah Kota Pekalongan terus memacu sektor perikanan agar kembali jaya seperti tahun sebelumnya. Program pendukung pembangunan kawasan minapolitan pun terus digarap, seperti pengerukan alur sebagai upaya memperlancar lalu lintas kapal nelayan, pembangunan “breakwater” (penahan gelombang), dan peninggian jalan karena sering tergenang rob.

Perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam usaha sektor pertanian di Kota Pekalongan. Hal ini ditunjukkan pada angka PDRB Kota Pekalongan yang selama kurun waktu 7 tahun terakhir ini, subsektor perikanan mempunyai nilai tambah tertinggi dibandingkan dengan subsektor pertanian lainnya seperti tanaman pangan maupun peternakan.

Pada semester I Tahun 2016 mencapai 10.693,52 ton, dengan nilai Rp. 155,67 milyar, lebih tinggi 40,23% dibandingkan tahun 2015 sebanyak 7.625,68 ton dengan nilai Rp 90,38 milyar. Pada bulan Februari, produksi ikan tercatat paling rendah bila dibandingkan dengan bulan lain pada Semester I 2016, yaitu hanya 1.303,57 ton dengan nilai Rp. 15,97 milyar. Produksi tertinggi terjadi pada bulan Januari, sebanyak 2.500,42 ton dengan nilai Rp. 29,97 milyar.

Produksi ikan laut pada semester II Tahun 2016 mencapai 9.913,87 ton, dengan nilai mencapai Rp 123,53 milyar rupiah, jumlahnya lebih rendah 0,43% bila dibandingkan dengan Tahun 2015, sebanyak 9.956,66 ton dengan nilai Rp 103,27 milyar. Pada bulan Agustus, produksi tercatat paling rendah bila dibandingkan dengan bulan lain pada semester II Tahun 2016, yaitu hanya 220,54 ton dengan nilai Rp 7,94 milyar. Produksi tertinggi terjadi pada bulan Oktober, mencapai 3.752,38 ton dengan nilai Rp 41,06 milyar.


Berdasarkan Jenis Alat Tangkap

Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP) merupakan tempat pendaratan kapal dan perahu motor yang menggunakan alat tangkap jenis Purse Seine (PS) dan Gill Net. Hasil tangkapan ikan laut yang didaratkan di PPNP sebagian besar menggunakan alat tangkap Purse Seine, Purse Seine Mini dan Gill Net.

Pada Tahun 2016, jumlah ikan yang ditangkap dengan menggunakan Purse Seine mencapai 13.158,642 ton (63,85%), Purse Seine Mini sebanyak 5.992,814 ton, (29,08%), Gill Net sebanyak 1.448,222 ton (7,03%) dan yang menggunakan alat tangkap lainnya sebanyak 7.710 (0,04%) ton.

1. Purse Siene

Uraian Proyek

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.

Kondisi Eksisting

Jumlah pengusaha perikanan purse seine menurun dalam kurun 10 tahun. Dengan adanya program Minapolitan, Pelabuhan di Kota Pekalongan membuka peluang investasi untuk mengangkat kembali kejayaan Purse Seine pada masa lalu.

Kegiatan investasi usaha perikanan Purse Seine mencakup :

1) Pembelian Kapal

2) Pembelian Mesin

3) Pemasangan Palkah

4) Pembelian Jaring Purse Seine

5) Pembelian Peralatan Lain

6) Perijinan Usaha

Aspek Pasar

Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.

Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Pantai Utara Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.

Jenis ikan tersebut banyak digunakan sebagai bahan baku pengalengan ikan, ikan pindang, pengasapan dan bahan produk pengolahan ikan serta konsumsi lokal bahkan dapat menjadi komoditi ekspor.

Aspek Keuangan

Pada tingkat suku bunga komersial (16 %), nilai NPV nya positif, nilai B/C ratio : 1.26, nilai IRR 19,49 %. Nilai Pay Back Period sebesar 2,56. Perkiraan Investasi Rp 10.869.760.000,00

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni

2. Gillnet

Uraian Proyek

Gillnet sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah gillnet didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap (gilled-terjerat) pada sekitar operculum / tutup insangnya pada mata jaring.

Kondisi Eksisting

Saat ini di Kota Pekalongan jumlah usaha perikanan tangkap dengan gill net hanya berkisar 14 buah kapal pada tahun 2014. Dengan potensi dan fasilitas yang ada sangat layak usaha ini untuk dikembangkan lebih lanjut.

Aspek Pasar

Dengan beroperasinya TPI higienis yang ada di PPN Pekalongan, maka harga jual ikan hasil tangkapan gill net lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang ditangkap dengan menggunakan alat tangkap purse seine. Hal ini disebabkan mutu ikan yang tertangkap dengan gill net lebih baik bila dibanding dengan mutu ikan yang ditangkap dengan purse seine.

Jenis ikan yang dihasilkan adalah jenis ikan yang berenang dekat permukaan laut, dan ikan demersal. Misalnya saury, sardine, salmon, layang, tembang kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerobolan (shoal) yang mempunyai ukuran hampir sama.

Aspek Keuangan

Usaha perikanan tangkap gillnet ukuran kapal 24 GT layak dikembangkan dengan nilai NPV= Rp 887.907.000,00 dengan nilai BC/R sebesar 1,48 dan nilai IRR sebesar 39%. Berdasarkan kriteria investasi usaha ini masih layak untuk dikembangkan. Nilai Investasi diperkirakan Rp 311.500.000,00

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni


2.  Galangan Kapal

Uraian Proyek

Program penguatan kemaritiman di Indonesia dan dukungan dari pemerintah daerah, membuat industri galangan kapal di Kota Pekalongan mempunyai prospek yang cukup menjanjikan. Selain itu usaha perikanan tangkap yang merupakan unggulan di Kota Pekalongan yang semakin maju dengan dukungan program kawasan minapolitan dan pemenuhan infrastruktur baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah maka industri galangan kapal layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

Kondisi Eksisting

Saat ini di Kota Pekalongan terdapat beberapa industri galangan kapal yang sudah beroperasi. Pada umumnya masih beraktifitas sebagai tempat perbaikan kapal, namun sekarang sudah ada industri pembuatan kapal. Usaha galangan kapal ini terletak di daerah Kecamatan Pekalongan Utara yang mempunyai akses langsung ke Laut Jawa.

Aspek Pasar

Banyaknya usaha perikanan tangkap di daerah pesisir utara Jawa dan daerah lain di Indonesia, program penguatan kemaritiman dan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan maka industri galangan kapal ini diyakini akan terus berkembang. Terlebih di daerah Batang sebelah timur Kota Pekalongan akan dibangun PLTU terbesar di ASEAN dengan akses transportasi bahan bakunya melalui jalur laut.

Aspek Keuangan

Perkiraan Investasi : Rp. 6.515.000.000,-

Modal Kerja : Rp. 547.850.000,-

ARR : 20%

Umur Ekonomis : 5 Tahun

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni


3.  Cold Storage

Uraian Proyek

Cold storage atau gudang pendingin digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan dari laut agar tetap segar dan terjaga kualitasnya, sehingga dapat menjamin ketersediaan pasokan bahan baku bagi industri pengolahan ikan. Selain itu keberadaan cold storage dapat menjaga kestabilan harga ikan.

Kondisi Eksisting

Potensi perikanan di Kota Pekalongan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang cukup besar membuat keberadaan cold storage sangat diperlukan untuk mendukung usaha perikanan tersebut. Saat ini hanya ada beberapa usaha cold storage yang diintergrasikan dengan industri pengalengan ikan.

Aspek Pasar

Salah satu sektor unggulan di Kota Pekalongan adalah di bidang perikanan, baik perikanan tangkap ataupun perikanan budidaya. Hal ini mendorong menggeliatnya usaha pasca tangkap seperti industri pengolahan ikan, tepung ikan, pengalengan dan lain sebagainya. Hasil produksi perikanan ini disamping untuk memenuhi kebutuhan lokal juga banyak yang dikirim ke luar daerah dan bahkan ada yang diekspor ke luar negeri.

Aspek Keuangan

Nilai Investasi diperkirakan mencapai Rp 10.000.000.000,- dengan kapasitas cold storage mencapai 500 Ton.

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama


4.  Perikanan Budidaya

Uraian Proyek

Cold storage atau gudang pendingin digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan dari laut agar tetap segar dan terjaga kualitasnya, sehingga dapat menjamin ketersediaan pasokan bahan baku bagi industri pengolahan ikan. Selain itu keberadaan cold storage dapat menjaga kestabilan harga ikan.

Kondisi Eksisting

Salah satu upaya Pemerintah Kota Pekalongan untuk meningkatkan industrialisasi perikanan budidaya adalah dengan penyediaan infrasruktur, di antaranya adalah :

1) Pembangunan Tambak

2) Saluran Irigasi Tambak

3) Jalan Produksi Tambak

4) Peralatan/Mesin Kincir

5) Jaringan Listrik/Genset

6) Balai Benih Ikan

7) Rumah Pakan Mandiri

8) Pasar Ikan

Selain itu dukungan pendampingan, pembinaan teknis budidaya dan penyuluhan dari berbagai pihak (Dinas teknis, BBPBAP Jepara, BI Tegal, dll) terus ditingkatkan dengan model budidaya dengan sistem klaster (kawasan).

Aspek Pasar

Kebutuhan masyarakat lokal maupun internasional akan hasil perikanan budidaya masih sangat besar, sehingga usaha ini layak untuk dikembangkan. Adanya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk terus mengembangkan usaha perikanan budidaya dengan memanfaatkan lahan iddle (lahan yang terkena dampak air laut/rob) sebagai upaya ketahanan pangan, merupakan sinyal positif bagi kelanjutan usaha perikanan budidaya ini.

Sedangkan untuk budidaya ikan hias Pemerintah Kota Pekalongan telah menyediakan Pasar Ikan Hias di Kawasan Perdagangan Terpadu Kuripan Lor.

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama


5.  Budidaya Udang Vanname

Uraian Proyek

Salah satu komoditas budidaya yang prospek untuk dikembangkan di Kota Pekalongan adalah udang vaname karena mempunyai kelebihan yaitu toleran terhadap lingkungan dan tahan terhadap penyakit.

Kota Pekalongan saat ini diperhitungkan dalam produksi udangnya sebagai bagian dari produksi udang nasional. Ini dikarenakan Kota Pekalongan memiliki lahan yang sangat berpotensi untuk mengembangkan akan budidaya udang Vaname, yang termasuk bagian dari konsep minapolitan yang dicanangkan Pemerintah Kota Pekalongan sebagai kota perikanan dengan berbasiskan pada pengembangan di sektor perikanan tangkap dan budidaya perikanan.

Kondisi Eksisting

Dalam rangka menunjang Industrialisasi perikanan di Kota Pekalongan, maka diperlukan inovasi teknologi. Potensi lahan budidaya yang ada sekitar 720 hektar terdiri dari 333 hektar tambak dan 387 hektar lahan idle. kegiatan Diseminasi Budidaya Udang Vanname semi Intensif dengan sistem Klaster di Kelurahan Degayu kerjasama antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan dengan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara yang dilaksanakan di Kelurahan Degayu sejak tahun 2011.

Konsep Kluster

Pertimbangan penerapan budidaya udang sistem klaster karena diduga penyebab kegagalan budidaya udang adalah adanya penularan penyakit di kawasan budidaya. Usaha untuk meminimalisir penularan penyakit, meningkatkan produksi dan produktivitas, mengoptimalkan biaya produksi maka digunakan manajemen konsep klaster budidaya udang dengan melalui pemberdayaan pembudidaya dalam kawasan.

Konsep klaster budidaya udang yaitu :

1) Penentuan lokasi klaster dengan kualitas tanah dasar tambak tidak masam, pada lahan tambak estuarine dengan salinitas minimal 3 ppt

2) Konsep klaster meliputi konstruksi tambak yang kedap, desain dan tata letak tambak menerapkan konsep biosecurity yaitu petak pembesaran udang dikelilingi pagar (barrier), pematang yang kedap atau oleh petak/saluran sebagai biofilter

3) Penggunaan benih yang bebas penyakit (SPF) dengan sumber benih yang sama dan sumber sarana produksi yang sama

4) Menerapkan manajemen budidaya yang sama, musim tebar serempak (use an all-out, all in, once only stocking of participating ponds) secara teknis yaitu menjaga kestabilan kualitas lingkungan tambak, serta secara non teknis meliputi keamanan lingkungan tambak dan manajemen usaha dilakukan secara bersama-sama oleh pembudidaya dalam satu klaster

5) Memaksimalkan produk udang yang aman pangan (food safety), berkualitas dan menguntungkan. Penggunaan sarana dan prasarana produksi sesuai dengan prinsip Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) atau BMPs (Best Management Practices)

Aspek Pasar

Udang vannamei menjanjikan penghasilan tinggi bagi masyarakat karena merupakan komoditas ekspor. Bahkan, udang vanname juga memiliki kelebihan karena laku dijual dalam berbagai ukuran. Berbeda dengan udang windu yang hanya diterima pasar untuk ukuran udang besar.

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama


6.  Budidaya Bandeng

Lahan potensial di Kota Pekalongan yang dapat dijadikan Budidaya Bandeng masih cukup memadai. Adanya area persawahan yang terkena dampak rob, membuat lahan yang bisa dimanfaatkan untuk tambak/budidaya mencapai 730 hektar.

Areal itu berada di Kecamatan Pekalongan Utara, meliputi wilayah Pabean, Bandengan, Kandang Panjang, Panjang Baru, Degayu, dan Krapyak.


7.  Budidaya Rumput Laut

Uraian Proyek

Indonesia merupakan penghasil rumput laut nomor 1 di dunia, karena luas daerah pesisir merupakan lahan subur untuk perkembangan rumput laut. Pengolahan rumput laut membuka peluang usaha yang menjanjikan dan masih terbuka lebar. Rumput laut yang paling banyak dibudidayakan adalah Gracillaria sp yaitu kelompok rumput laut penghasil agar (agarofit). Gracillaria termasuk rumput laut yang bersifat eurihaline (dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar) yaitu antara 15 – 30 ppt.

Kondisi Eksisting

Kota Pekalongan yang terletak di Pantai Utara Jawa memiliki potensi pengembangan rumput laut khususnya budidaya rumput laut di tambak. Luas lahan yang tersedia sekitar 422 hektar. Saat ini telah digunakan seluas 90 hektar sehingga masih tersedia lahan seluas 332 hektar yang masih dapat dikembangkan.

Aspek Pasar

Rumput Laut merupakan bahan baku yang dapat digunakan di berbagai industri baik industri pangan maupun non pangan, seperti : pembuatan agar – agar, puding, kosmetik, farmasi, cat, shampo, kertas dan lain sebagainya. Kebutuhan pasar akan rumput laut sangat besar karena kecenderungan permintaan pasar global yang terus meningkat.

Aspek Keuangan

Perkiraan Investasi : Rp 65.000.000,- /Hektar

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama


8.  Perikanan Pasca Tangkap

Uraian Proyek

Daerah penangkapan ikan bagi para nelayan Pekalongan dengan relatif jauh berkisar antara 20 sampai 60 hari menyebabkan ikan hasil tangkapan perlu penanganan yang baik. Ikan hasil tangkapan yang digarami di kapal diolah menjadi ikan asin. Penanganan ikan di kapal diawetkan dengan es dan dan dengan pengawetan suhu dingin dengan frezer dan selanjutnya digolongkan dalam berbagai kualifikasi.

Ikan segar dipasarkan ke luar daerah dan sebagain digunakan untuk bahan baku pengalengan ikan, ikan pindang dan sebagian dibuat panggang atau ikan bakar sebagai konsumsi lokal. Diversifikasi produk olahan yang ada selain produk tersebut diatas adalah terasi, surimi dan kerupuk udang/ ikan, nuget ikan, empek-empek, ekado, dan lain-lain. Semua produk perikanan tangkap termanfaatkan serta memiliki nilai jual yang tinggi rendahnya tergantung penanganan dan pengolahannya untuk konsumsi lokal dan sebagian untuk ekspor.

Kondisi Eksisting

Produksi pengolahan perikanan pasca tangkap yang ada di Kota Pekalongan di antaranya adalah pengasinan, pemindangan, pengasapan, fermentasi, ikan segar dan produk nilai tambah.



Pelaku usaha produksi perikanan pasca tangkap di Kota Pekalongan saat ini dapat dilihat dalam tabel berikut :


Aspek Pasar

Hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, nasional bahkan diekspor ke luar negeri.

Aspek Keuangan

Perkiraan Investasi : Rp 65.000.000,- /Hektar

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama


9.  Budidaya Ikan Hias

Uraian Proyek

Keterbatasan lahan di Perkotaan menjadi kendala tersendiri bagi usaha budidaya ikan. Sehingga Budidaya Ikan Hias bisa menjadi solusi, selain orang suka akan keindahan ikan hias banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam.

Tak jarang beberapa pembudidaya ikan yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias

Kondisi Eksisting

Permintaan pasar ikan hias terutama cupang cukup besar dilihat dari penjualan para pembudidaya ikan yang mampu menjual 4000 ekor ikan cupang tiap bulan dengan nilai jual mencapai Rp. 8.000.000, selain itu ikan – ikan berkualitas bisa dijual dengan harga berkisar Rp. 50.000 hingga Jutaan rupiah per ekornya, tentu saja hal ini dengan kriteria dan tampilan ikan yang baik.

Nilai produksi ikan hias kota Pekalongan pada tahun 2016 mencapai Rp.22,244,000,000,- yang mana ikan cupang menjadi penyumbang terbesar produksi dengan nilai Rp. 8,743,500,000,- ditambah ikan hias lain seperti Manfish, Koki, Guppy, Melantis.



Aspek Pasar

Hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, nasional bahkan diekspor ke luar negeri.

Untuk meningkatkan nilai jual dan kualitas ikan hias terutama ikan cupang dan guppy, para pembudidaya kedua jenis ikan ini sering mengikuti kontes yang diadakan didalam maupun diluar kota yang tentunya diiringi dengan berbagai penghargaan maupun trophy yang cukup membanggakan sebagai bukti kualitas ikan hias kota Pekalongan.

Aspek Legal dan Bentuk Investasi

1) Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

2) Investasi Murni dan Kerjasama


10. Rumah Kemasan

Kondisi Eksisting

Rumah kemasan Kota Pekalongan berada di kawasan Technopark Perikanan, kawasan Technopark Perikanan Kota Pekalongan berada di Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara. Rumah kemasan Kota Pekalongan di bangun pada tahun 2013 melalui dana Tugas Pembantuan ( TP ) Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

Tujuan dari dibangunnya rumah kemasan adalah untuk memfasilitasi kelompok usaha bersama/Poklasar dan UKM di Kota Pekalongan terutama yang bergerak di bidang usaha produksi Pengolahan Hasil Perikanan dalam pengemasan produknya agar lebih menarik, tahan lama, dan kuat sehingga produknya mempunyai daya saing yang kompetitif untuk memasuki pasar lokal dan nasional.

1) Memberikan pelayanan kepada KUB/Poklasar/UKM yang akan mengemas produknya.

2) Memberikan layanan desain pada label kemasan

3) Memberikan konsultasi/advice kepada KUB/Poklasar/UKM yang memerlukan masukan-masukan dalam mengemas produknya.

4) Memberikan pelatihan kepada perseorangan atau lembaga yang memerlukan.


11. Rumah Pakan Produksi

Potensi perikanan budidaya di Kota Pekalongan Tahun 2017 meliputi tambak 379 Ha, jaring tancap 90 Ha, kolam 7 Ha dan lahan belum dikelola berupa lahan iddle mencapai 267 Ha. Budidaya dengan teknologi intensif dan semi intensif dengan pemberian pakan sehingga kebutuhan pakan cukup tinggi sekitar 60-70% dari total biaya. Sehingga kebutuhan pakan sekitar 1,052,000 kg dilihat dari produksi ikan kota pekalongan yang mencapai 1502,000 kg pada tahun 2016. Jika dikonversikan pada rata – rata harga pakan saat ini yang mencapai Rp. 10.000 maka potensi usaha pakan di Kota pekalongan mencapai Rp. 10,520,000,000,-.

Sementara harga pakan ikan saat ini semakin mahal yang tidak diikuti harga jual ikan yang memadai sehingga pembudidaya belum memperoleh keuntungan belum optimal. Sebagai gambaran harga produksi ikan yang menggunakan pakan seperti ikan bandeng, nila, lele berkisar Rp. 13.000- 16.000/kg. Sementara harga pakan ikan berkisar Rp. 9.000-11.000/kg. Biaya produksi sekitar Rp. 12.000-14.000/kg sehingga keuntungan hanya sekitar Rp. 1.000-2.000/kg.

Hal ini yang menjadikan dasar pertimbangan Dinas Keluatan dan Perikanan Kota Pekalongan dalam mendukung program Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari). Bentuk kegiatan tersebut yaitu dengan memfasilitasi produksi pakan ikan secara mandiri yang dikelola oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Lestari yang berlokasi di Kawasan Manajemen Technopark Perikanan Kota Pekalongan. Hasil produksi KUB Lestari saat ini adalah pakan lele dan pakan nila

Tujuan Produksi Pakan Mandiri :

1) Menyediakan pakan ikan dengan harga terjangkau oleh para pembudidaya ikan.

2) Mengoptimalkan efisiensi usaha budidaya agar pembudidaya memperoleh keuntungan secara optimal.

3) Pemanfaatan bahan baku lokal belum dimanfaatkan optimal dalam upaya pembuatan pakan mandiri berbasis bahan baku lokal.

4) Membuka peluang usaha dan peluang kerja di sektor perikanan.

5) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembudidaya ikan dalam meningkatkan pengelolaan usahanya.

Hubungi Kami

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Pekalongan

Jl. Jaksa Agung R. Soeprapto No. 1

Telp : 0285 - 432086
Fax : 0285 - 420428
Email : oss@pekalongankota.go.id